Jumat, 19 Juni 2009

Publicity

Upaya pengauran uang editorial agar terpisah dari ruang lainnya disemua media yang dapat dibaca, dilihat, atau didengar oleh konsumen atau calon konsumen suatu produksi perusahaan untuk mencapai tujuan penjualan.
Alat-alat yang diperlukan diantaranya, adalah:
1. jumpa pers (pers relation), pertemuan antara wartawan dengan produsen untuk memberikan informasi untuk dimuat dalam media agar menarik perhatian masyarakat terhadap produk dan jasa
2. publisitas produk (product publicity), usaha mempulikasikan produk khusus.
3. komunikasi perusahaan (corporate communication), komunikasi intern dan ekstern dalam upaya menciptakan rasa saling pengertian dai antar perusahaan.
4. pendekatan (lobbying), kerja sama dengan ahli hokum dan pejabat pemerintah untuk mendukung atau menghapuskan peraturan/UU
5. bimbingan (conseling), pemberian bimbingan kepada manajemen tentang masalah kemasyarakatan, posisi perusahaan maupun citra perusahaan.

5 (lima) Faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu:

o Kualitas produk, pembeli akan puas bila membeli dan menggunakan produk yang memiliki kualitas baik. Misalnya, sepatu yang dibeli enak/nyaman dipakai, awet atau tidak ceat rusak, aman dan desainnya menawan.
o Harga, produk yang berkualitas ditunjang dengan harga yang terjangkau akan menjadi sumber kepuasan yang penting.
o Kualitas pelayanan, ditengah persainagn yang ketat kualitas pelayan biasanya paling sulit ditiru, sehingga menjadi andalan dan keunggulan suatu produk.
o Faktor emosional, rasa bangga, rasa percaya diri, symbol sukses adalah contoh-contoh emotional value yang mendasari kepusan pelanggan. Beberapa produk dijadikan symbol gaya hidup, seperti mobil, asesoris, kosmetik, busana dll.
Faktor kemudahan, pelanggan akan semakin puas bila didalam pelayanan mendapatkan produk atau layanan relative mudah, nyaman dan efisien, terhindar dari antrian yang panjang dan melelahkan.

Tujuan promosi
1. Merubah tingkah laku dan pendapat konsumen
2. Mendorong konsumen agar lebih banyak menggunakan produk dan memebeli produk dalam jumlah besar, serta mengingatkan konsumen akan manffat produk
3. Menarik konsumen merek lain yang sedang bersaing dengan produk yang sedang dipromosikan
4. Mempertahankan merek produk perusahaan.

Sasaran promosi
1. Seluruh masyarakat konsumen
2. para pembeli/pelanggan produk dari perusahaan tersebut
3. para pemakai produk pada waktu sekarang
4. masyarakat yang mempunyai daya beli
5. para distributor dan para agen yang bersedia menjual produknya
6. pemerintah yang memerlukan produk dari perusahaan yang bersangkutan
7. mereka yang mempunyai kekuasaan dan ia dapat memerintahkan untuk membelinya.

Keuntungan dari promosi
1. meningkatkan omzet penjualan
2. mengingatkan para pembeli tentang barang yang akan dibeli
3. membentuk produk motives dan patronage motives
4. produk menjadi lebih terkenal
5. meningkatkan produksi penjualan
6. meningkatkan laba perusahaan
. Macam-macam usaha kecil
Sebagaimana diatur dalam UU No. 9 Tahun 1999 tentang usaha kecil meliputi usaha-usaha sebagai berikut:
a. Usaha kecil formal
Usaha kecil yang dikelompokkan dalam usaha kecil formal yaitu usaha yang sudah terdaftar dan tercatat serta berbadan hukum, misalnya koperasi, CV dan lain-lain.
b. Usaha kecil informal
Usaha kecil informal adalah usaha kecil yang belum tercatat, belum terdaftar dan tidak berbadan hukum. Misalnya pedagang keliling industri rumah tangga dan lain-lain.
c. Usaha kecil tradisional
Adalah usaha kecil yang menggunakan alat produksi yang sederhana yang digunakan secara turun temurun. Misalnya pengrajin batik tulisan, pengrajin gamelan dan lain-lain.
. Surat izin tempat usaha (SITU)
Untuk menyelenggarakan usaha diperlukan tempat usaha yang rnemadai dan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang gangguan maka diperlukan SITU yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. SITU harus dimiliki oleh perusahaan, baik yang berbentuk perseorangan, CV maupun perseroan terbatas. Adapun syarat-syarat permohonan SITU adalah:
a. Fotokopi akta pendirian perusahaan
b. Denah tempat kedudukan usaha
c. Surat persetujuan/tidak keberatan dan tetangga yang diketahui oleh ketua RT, RW, lurah dan camat
d. Fotokopi KTP
e. Surat bukti pelunasan PBB

Adapun prosedur pengurusan SITU, diantaranya:
a. Terlebih dahulu meminta izin para tetangga di sekitarnya, kiri kanan dan depan belakang
b. Jika sudah memperoleh izin dan para tetangga dan sudah diketahui oleh RT, RW, selanjutnya diteruskan ke kelurahan dan kecamatan untuk memperkuat izin tempat usaha
c. Permohonan surat izin dan para tetangga yang sudah diketahui oleh lurah dan camat, diteruskan ke kotamadya/kabupaten untuk memperoleh SITU yang setiap tahun sekali dilakukan registrasi (daftar ulang)
d. Membayar biaya izin dan leges, berdasarkan Perda Nomor 17/PD/i 976, Nomor 35/PD/1977 dan Nornor 09 Tahun 1986.
Prosedur seleksi tenaga kerja
Calon tenaga kerja baru diharuskan mengisi formulir dengan dilampiri:
1) Surat lamaran pekerjaan
2) Sainan SKL (Surat Keterangan Lulus)
3) Surat keterangan kelakuan baik dan kepolisian
4) Daftar riwayat hidup
5) Surat keterangan kesehatan dan dokter
2. Analisis jabatan (job analysis)
a. Pengertian analisis jabatan (job analysis)
Analisis jabatan adalah suatu proses untuk membuat uraian pekerjaan, sehingga nantinya akan diperoleh keterangan-keterangan mengenai pekerjaan untuk penilaian jabatan tertentu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan kualifikasi tenaga kerja diantaranya sebagai berikut:
1) Kegiatan yang harus dikerjakan oleh seorang tenaga kerja pada jabatan tertentu
2) Wewenang dan tanggung jawab tenaga kerja yang bersangkutan
3) Alat-alat yang diperlukan dan dipergunakan oleh para tenaga kerja
4) Kondisi-kondisi pekerjaan
5) Pendidikan dan latihan
6) Besarnya upah atau gaji, lamanya jam bekerjaa dan promosi
b. Tujuan analisis jabatan
Tujuan analisis jabatan dalam rangka menentukan kualifikasi tenaga kerja adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan pengertian tentang unsur-unsur jabatan yang terkandung dalam setiap jabatan
2) Untuk menyelidiki tugas, proses dan tanggung jawab tentang masalah kerja
3) Untuk menetapkan suatu pekerjaan
4) Untuk memberikan keterangan tentang cara melaksanakan pekerjaan
c. Cara menganalisis jabatan
Cara menganalisis jabatan tenaga kerja, antara lain sebagai berikut:
1) Dengan daftar pertanyaan
a) What worker does?
Pertanyaan ini harus memberikan jawaban tentang pekerjaan fisik dan mental yang harus diberikan kepada tenaga kerja yang akan memangku jabatan tertentu
b) How is does it?
Bagaimana pekerjaan itu dilakukan dan apakah ada hubungannya.
2) Wawancara pendahuluan
3) Wawancara lanjutan
4) Testing
5) Penelitian pengalaman dan surat keterangan
6) Pemeriksaan kesehatan
7) Rekomendasi
8) Wawancara akhir
9) Penempatan calon tenaga kerja baru
10) Pengangkutan
Para calon tenaga kerja yang sudah resmi diterima menjadi karyawan diwajibkan untuk mengikuti, orientasi terhadap lingkungan perusahaan tempat ia bekerja. Dengan adanya orientasi tersebut, seorang wirausahawan yang mengelola usaha/bisnis akan mengetahui apakah para karyawan baru itu merupakan tim yang baik atau tidak.
Penempatan dan pembagian tenaga kerja
a. Penempatan tenaga kerja
1) Penempatan mandor tenaga kerja
Dalam penempatan tenaga kerja beserta tugasnya, selain tenaga kerja, pada umumnya perusahaan membutuhkan 4 (empat) mandor, yaitu sebagai berikut:
a) Route clerk
Route clerk bertugas menentukan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dengan cara sebaik-baiknya meliputi perjalanan barang-barang yang dikerjakan di dalam pabrik, sejak berupa bahan baku sampai menjadi barang jadi.
b) Instruction cord clerk
Instruction cord clerk bertugas memberikan petunjuk kepada para pekerja tentang cara mengerjakan pekerjaannya. Petunjuk kerja tersebut ditulis tersebut dalam kartu instruksi secara singkat dan jelas.
c) Time and cost clerk
Time and cost clerk bertugas menghitung waktu dan biaya yang diperlukan dalam membuat produk. Petugas mi menentukan upah dan harga pokok untuk setiap produk yang dihasilkan.
d) Disciplinarien
Disciplinarien bertugas menjaga ketertiban dalam perusahaan. Tugas lainnya adalah memberikan sanksi dan memberhentikan pekerjaan atau menjadi penengah jika diantara tenaga kerja ada yang bersalah atau berselisih.
Peranan Konflik
Ada berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan
tradisional mengatakan bahwa konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang
mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan. Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan
ditiadakan.
- Konflik ditimbulka karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam
kepemimpinan.
- Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen
tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat berakibat
baik maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal
yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
- Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi
organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
- Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
- Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah.
Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di dalam suatu organisasi.
Dalam padangan modern ini konflik sebenarnya dapat memberikan manfaat yang
banyak bagi organisasi. Sebagai contoh pengembangan konflik yang positif dapat
digunakan sebagai ajang adu pendapat, sehingga organisasi bisa memperoleh
pendapat-pendapat yang sudah tersaring.
Seorang pimpinan suatu organisasi pernah menerapkan apa yang disebutnya
dengan "mitra tinju" Pada saat ada suatu kebijakan yang hendak diterapkannya
di organisasi yang dipimpinnya ia mencoba untuk mencari "mitra yang
beroposisi dengannya". Kadang konflik pun terjadi. Apakah itu menjadi
persoalan bagi dirinya ?
"Bagi saya hal itu menjadi hal yang positif, karena saya dapat melihat
kebijakan yang dibuat tersebut dari sisi lain. Saya dapat mengidentifikasi
kemungkinan kelemahan yang ada dari situ. Selama kita masih bisa mentolerir
dan dapat mengendalikan konflik tersebut ke arah yang baik, hal
itu tidak menjadi masalah", ujarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang ditulis oleh Robbins (1996) yang membahas konflik dari segi human relations and interactionist perspective.
Dijelaskan bahwa konflik itu adalah hal yang alamiah dan selalu akan
terjadi. Konflik merupakan bagian dari pengalaman hubungan antar pribadi
(interpersonal experience) Karena itu bisa dihindari maka sebaiknya konflik
dikelola dengan efektif, sehingga dapat bermanfaat dan dapat menciptakan
perbedaan serta pembaharuan ke arah yang lebih baik dalam organisasi. Kesimpulannya konflik tidak selalu merugikan organisasi selama bisa ditangani dengan baik sehingga dapat :
- mengarah ke inovasi dan perubahan
- memberi tenaga kepada orang bertindak
- menyumbangkan perlindungan untuk hal-hal dalam organisasi
- merupakan unsur penting dalam analisis sistem organisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi Konflik
Dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
Dalam faktor intern dapat disebutkan beberapa hal :
1. Kemantapan organisasi
Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak
mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah
seseorang yang matang mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan
menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.
2. Sistem nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi
landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu
baik, buruk, salah atau benar.
3. Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu
serta para anggotanya.
4. Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan
keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dlam hal sistem komunikasi
misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Sedangkan
faktor ekstern meliputi :
1. Keterbatasan sumber daya
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat
berakhir menjadi konflik.
2. Kekaburan aturan/norma di masyarakat Hal ini memperbesar peluang
perbedaan persepsi dan pola bertindak.
3. Derajat ketergantungan dengan pihak lain Semakin tergantung satu pihak
dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
4. Pola interaksi dengan pihak lain Pola yang bebas memudahkan pemamparan
dengan nilai-nilai ain sedangkan pola
tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.Penanganan
Konflik Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui
kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada
beberapa cara untuk menangani konflik antara lain :
1. Introspeksi diri
Bagaiman kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya pa yang biasanya digunakan?
Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk
dilakukan sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.

2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat. Sangat penting bagi kita untuk
mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi
kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka
atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik.
Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita
meliha konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
3. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
Seperti dituliskan di atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik
sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah
kepada sebab konflik.
4. Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan
memilih yang tepat.

Tidak ada komentar: