Kewirausahaan
Sejarah kewirausahaan
1. Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%.
2. Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural.
3. Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.
6. Abad 10
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.
Pengertian Kewirausahaan
Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, dan entrepreneurial, dan entrepreneur.
1. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan juga kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.
2. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.
3. Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
4. Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.
Inventor dan Entrepreneur
Berikut ini beberapa perbedaan antara inventor dan entrepreneur. Inventor didefinisikan sebagai seseorang yang bekerja untuk mengkreasikan sesuatu yang baru untuk pertama kalinya, ia termotivasi dengan ide dan pekerjaannya. Inventor pada umumnya memiliki pendidikan dan motivasi berprestasi yang tinggi. Menurutnya, standar kesuksesan bukanlah dari moneter semata tetapi dari hak paten yang didapatnya. Sedangkan wirausaha atau entrepreneur lebih menyukai berorganisasi daripada menemukan sesuatu. Ia mengatur dan memastikan agar organisasinya berkembang dan bertahan. Entrepreneur berupaya mengimplementasikan penemuannya sehingga disukai publik namun inventor lebih menyukai menemukan atau menciptakan sesuatu
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola,mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,
bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya.Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker
atau go between.
Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter , yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.
Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut:
“ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya.
Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari p. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
o Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
o Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
o Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas daninovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
o Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
o Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
o Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah denganjalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalahmereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.
Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997 )
KERANGKA BERPIKIR TENTANG KEWIRAUSAHAAN
Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan: “Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.”
2.1 Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self- tualiazation needs).
Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu: Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)
o Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
o Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
o Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
o Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
o Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty).
Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah. Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin "movere" yang berarti to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan
1. Faktor “Pendorong”
2. Faktor “Pemelihara”
o Kebersihan
o Pengakuan
o Kreativitas
o Tanggung Jawab
o Lingkungan kerja
o Insentif kerja
o Hubungan Kerja
o Keselamatan kerja
Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive. Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan "drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang.
Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler,1991: 452) ada dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi.
Lokus penyebab instrinsik mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75). Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat
motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
2.2 Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa danberkarya (Suryana, 2003 : 23).
Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
2.3 Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya
kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku
“Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation is
the ability to apply creative solutions to those problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live). “Sometimes creativity involves generating something from nothing.
However, creativity is more likely to result in colaborating on the present, in putting old things together in the new ways, or in taking something away to create something simpler or better”. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan
cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan
lebih baik.
Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when entrepreuneurs look at omething old and think something new or different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).
Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari (applying creativity and inovation to solve the problems and to exploit opportunities that people face every day). Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah.
Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi.
Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Tahap 5: Penerangan (Illumination)
Tahap 6: Pengujian (Verification)
Tahap 7: Implementasi (Implementation)
2.4 Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang
wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau).
Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam "intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. "Intuisi" ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif.
Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, ianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawaban jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti:
Dari manakah aku berasal?
Dimanakah aku saat ini?
Kemanakah aku akan pergi?
Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Menelusuri sejarah pribadi di masa lalu dapat memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Di dalamnya terdapat sejumlah pengalaman hidup : hambatan dan kesulitan yang pernah kita hadapi dan bagaimana kita mengatasinya, kegagalan dan keberhasilan, kesenangan dan keperihan, dan lain sebagainya.
Namun,karena semuanya sudah berlalu, maka tidak banyak lagi yang dapat dilakukan untuk mengubah semua itu. Kita harus menerimanya dan memberinya makna yang tepat serta meletakkannya dalam suatu perspektif masa kini dan masa depan (Harefa: Sukses Tanpa Gelar,
Gramedia Pustaka Utama, 1998 : 3-7).
Masa kini menceritakan situasi nyata dimana kita berada, apa yang telah kita miliki, apa yang belum kita miliki, apa yang kita nikmati dan apa yang belum dapat kita nikmati, apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita dan apa yang menjadi hak asasi kita sebagai manusia, dan lain sebagainya. Dengan menyadari keberadaan kita saat ini, kita dapat bersyukur atau mengeluh, kita dapat berpuas diri atau menentukan sasaran berikutnya, dan seterusnya.
Masa depan memberikan harapan, paling tidak demikianlah seharusnya bagi mereka yang beriman berkepercayaan. Bila kita memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan, dan masih berada pada situasi dan kondisi yang belum sesuai dengan cita-cita atau impian kita, maka adalah wajar jika kita mengharapkan masa depan yang lebih baik, lebih cerah, lebih menyenangkan.
Sebab selama masih ada hari esok, segala kemungkinan masih tetap terbuka lebar (terlepas dari pesimisme atau optimisme mengenai hal itu). Jelas bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan bertalian langsung dengan daya imajinasi kita. Dan di dalam masa-masa itulah segala hambatan (obstacle), kesulitan (hardship), dan kesenangan atau suka cita (very rewarding life) bercampur baur jadi satu.
Sehingga, jika Poppy King mengatakan bahwa ketiga hal itulah yang dihadapi oleh Memahami seorang wirausaha dalam bidang apapun, maka bukankah itu berarti bahwa kewirausahaan adalah untuk semua orang? Siapakah manusia di muka bumi ini yang tidak pernah menghadapi hambatan dan kesulitan untuk mencapai cita-cita dan impiannya? Alasan kedua yang membuat kewirausahaan itu pada dasarnya untuk semua orang adalah karena hal itu dapat dipelajari.
Peter F. Drucker, misalnya, pernah menulis dalam Innovation and Entrepreneurship bahwa, "Setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha. Sebab (atau maka) kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian, yang dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan pada intuisi". Dan perilaku, konsep, dan teori merupakan hal-hal yang dapat dipelajari oleh siapapun juga.
Sepanjang kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk belajar, maka kesempatan untuk menjadi wirausaha tetap terbuka. Sepanjang kita sadar bahwa belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan, yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau universitas tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, dimana saja dan kapan saja maka belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meski tak harus berarti menjadi wirausaha "besar".
Alasan yang ketiga adalah karena fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sabeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com tanggal 4 Juli 1996, baru menyadari hal ini setelah ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu komputer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400
juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik Microsoft, yang juga manusia biasa.
Alasan keempat adalah karena setelah mempelajari kiat-kiat sukses puluhan wirausaha kecil, menengah dan besar, dalam konteks lokalnasional- regional sampai internasional-global-dunia, maka sampai pada kesimpulan bahwa kiat-kiat sukses mereka sangatlah sederhana. Dalam buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1. digerakkan oleh ide dan impian,
2. lebih mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan keberanian,
4. percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5. melihat masalah sebagai peluang,
6. memilih usaha sesuai hobi dan minat,
7. mulai dengan modal seadanya,
8. senang mencoba hal baru,
9. selalu bangkit dari kegagalan, dan
10.tak mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat (belajar) melakukannya. Alasan kelima adalah karena kewirausahaan mengarahkan orang kepada kepemimpinan. Dan kepemimpinan adalah untuk semua orang (Harefa : Berguru Pada Matahari, Gramedia Pustaka Utama, 1998; juga Harefa: Menjadi Manusia Pembelajar, Kompas, 2000). Dengan lima alasan sederhana di atas, dapat menegaskan bahwa kewirausahaan adalah untuk semua orang.
2.5 Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.
Salah satu sumber bala yang menimbulkan bencana nasional akhir-akhir ini adalah karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai bagi bangsa kita. Belajar dari negara lain, Jerman dan Jepang yang luluh lantak di PD II. Tetapi kini, lima puluh tahun kemudian, mereka menjadi bangsa termaju di Eropa dan Asia. Mengapa? Karena etos kerja mereka tidak ikut hancur. Yang hancur hanya gedung-gedung, jalan, dan infrastruktur fisik. Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah : rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, menabung dan investasi.
Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya
kerja bangsa Jepang”. Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah :
(1) Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan
kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat,
(2) Yu : berani, ksatria,
(3) Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama,
(4) Re : bersikap santun, bertindak benar,
(5) Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih,
(6) Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan,
(7) Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas.
Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi etos kerja bangsa kita karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan tidak bersungguh-sungguh dalam menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Maaf cakap “Ketuhanan Yang Maha Esa” misalnya, sering ditampilkan sebagai “Keuangan yang maha kuasa”. Kemanusiaan yang adil dan beradab, diterapkan menjadi “Kekuasaan menentukan apa yang adil dan siapa yang beradab”, “Persatuan Indonesia” prakteknya menjadi “persatuan pejabat dan konglemerat” dsb. Inilah bukti dari ramalan Ronggowarsito dan inilah zaman edan. Dampak kondisi ini etos kerja yang berkembang adalah etos kerja
asal-asalan.
Beberapa pernyataan berikut adalah gambaran ungkapan yang sering muncul ke permukaan yang menggambarkan etos kerja asalasalan, atau istilah Sinamo (1999) sebagai “etos kerja edan”, ialah : (1) bekerjalah sesuai keinginan penguasa, (2) bekerja sebisanya saja, (3) bekerja jangan sok suci, kerja adalah demi uang, (4) bekerja seadanya saja nggak usah ngoyo, tak lari gunung dikejar, (5) bekerja harus pinterpinter, yang penting aman, (6) bekerja santai saja mengapa harus
ngotot, (7) bekerja asal-asalan saja, wajar-wajar saja, kan gajinya kecil, (8) bekerja semau gue, kan di sini saya yang berkuasa.
UngkapanMemahami ungkapan seperti tersebut di atas menggambarkan tidak adanya etos
kerja yang pantas untuk dikembangkan apalagi menghadapi persaingan global. Maka dari itu wajarlah jika bangsa ini harus menerima pil pahit bencana nasional krisis yang berkepanjangan yang tak kunjung usai. Untuk mencapai kualifikasi Wirausaha Unggul maka SDM Perusahaan harus memiliki Etos Kerja Unggul. Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan sebagai berikut :
1. Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar. Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Yang Suci. Penghayatan kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika seseorang merasa terpanggil. Bukan harus dari Tuhan, tapi bisa juga dari idealisme, kebenaran, keadilan, dsb. Dengan kesadaran bahwa kerja adalah sebuah panggilan suci, terbitlah perasaan untuk
melakukannya secara benar.
2. Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras : Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi berarti mengubah potensi menjadi kenyataan.
Aktualisasi atau penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan, karena kerja adalah pengerahan energi bio-psiko-sosial. Akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal,
kita akan sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau setengah setengah.
3. Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja tulus : Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Respon yang tepat adalah bersyukur dan berterima kasih. Ada dua keuntungan dari bekerja sebagai rahmat, (1) Tuhan memelihara kita, dan (2) disamping secara finansial kita mendapat upah, juga ada kesempatan belajar, menjalin relasi sosial, dsb. Pemahaman
demikian akan mendorong orang untuk bekerja secara tulus.
4. Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas : Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah, kita dipercaya, berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika terbukti mampu, akhlak terpercaya dan tanggung jawab akan makin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi jaminan sukses pelaksanaan amanah yang akan menguklir prestasi kerja dan penghargaan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas.
5. Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif: Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni. Untuk mencapai
tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreativitas untuk mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Jadi bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih pada mengaktualisasikan potensi kreatif untuk mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni.
6. Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius: Tuhan mewajibkan manusia beribadah (dalam arti ritual) dan beribadah (dalam artian kerja yang diabdikan pada Tuhan). Kerja merupakan lapangan konkrit melaksanakan kebajikan seperti: untuk pembangunan bangsa, untuk kemakmuran, untuk demokrasi, keadilan, mengatasi kemiskinan, memajukan agama, dsb. Jadi
bekerja harus serius dan sungguh-sungguh agar makna ibadah dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk pengabdian pada Tuhan.
7. Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna Secara moral kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang melayani adalah orang yang mulia. Pekerjaan adalah wujud
pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain. Kita ada untuk orang lain dan orang lain ada untuk kita. Kita tidak seperti hewan yang hidup untuk dirinya sendiri. Manusia moral seharusnya mampu
proaktif memikirkan dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja secara sempurna.
8. Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul: Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi :
a. pemberi kerja menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja
b. kerja memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri,
c. hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat,
d. pendapatan sebagai imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi jadi tanggungan atau beban orang lain,
e. pendapatan bisa menanggung hidup orang lain. Semuanya adalah kehormatan.
Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi–tingginya. Dengan unggul di segala bidang kita akan memenangkan persaingan. Bekerja dalam bidang apapun harus unggul dan disertai dengan keikhlasan.
2.6 Mandiri atau Tidak Ketergantuangan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru
yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
2.7 Berani Menghadapi Risiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15).
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang
yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang
menantang.
Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pilihan terhadap risiko ini sangat tergantung pada :
1. daya tarik setiap alternatif
2. kesediaan untuk rugi
3. kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha
untuk mengambil risiko antara lain :
1. keyakinan pada diri sendiri
2. kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan memperoleh keuntungan.
3. kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis.
Pengambilan risiko berkaitan dengan berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menut orang lain sebagai risiko. Oleh karena itu, pengambil risiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting
dari perilaku kewirausahaan (Suryana, 2003 : 22)
2.8 Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
Anugerah Pekerti, mantan Direktur Utama Lembaga Manajemen PPM, mendefinisikan kewirausahaan sebagai tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif.
Howard H. Stevenson, mantan Presiden Harvard Business School yang memahami kewirausahaan sebagai suatu pola tingkah laku manajerial (menyeluruh) yang terpadu dalam upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya. Saya mendukung pendapat Drucker bahwa pemanfaatan peluang merupakan definisi yang tepat untuk kewirausahaan dan bahwa seorang wirausaha harus mengalokasikan sumber daya dari bidang-bidang yang memberi
hasil rendah atau menurun ke bidang-bidang yang memberi hasil tinggi atau meningkat.
Joseph Schumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah inovator produksi. Dan mengatakan bahwa wirausaha adalah seorang peniru, seperti pendapat William H. Sahlman, juga tak ada salahnya. Tetapi saya pribadi lebih suka pada pandangan Jose Carlos Jarillo-Mossi yang
mengatakan bahwa wirausaha itu adalah seseorang yang merasakan adanya peluang, mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat dicapai.
2.9 Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Debgan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan
nilai.
Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktaktor. Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan
menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul.
Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.
2.10 Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang
wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh. Untuk menuju terwujudnya wawasan kewirausahaan, maka salah satu kuncinya adalah menciptakan “perusahaan” (lembaga) yang dinamis dan fleksibel, manajer bervisi ke depan, serta lingkungan kerja yang kondusif.
1. Organisasi perusahaan harus dinamis dan fleksibel.
Pengembangan organisasi perusahaan harus didasarkan atas visi,
misi dan tujuan yang jelas. Ada delapan roh oganisasi (perusahaan)
agar sukses dan panjang umur :
(1) roh kesucian dan kesehatan
(2) roh kebaikan dan kemurahan
(3) roh cinta dan suka cita (
4) roh keunggulan dan kesempurnaan
2. Peran manajer sangat menentukan.
Manajer harus memiliki visi ke depan agar mampu mengarahkan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Sekurang-kurangnya ada 8 kompetensi manajer bervisi ke depan, ialah : kemampuan strategi, kemampuan sintesis, kemampuan organisasi, kemampuan komunikasi, kemampuan negosiasi, kemampuan presentasi, dinamika, dan ketangguhan.
3. Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif.
Ada delapan persyaratan kualitas kehidupan lingkungan kerja disebut
kondusif, ialah : (1) Upah yang layak dan pantas bagi pekerjaan yang dilakukan dengan baik (2) Kondisi kerja yang aman dan sehat (3) Kesempatan untuk belajar dan menggunakan keterampilanketerampilan
baru (4) Kesempatan untuk mengembangkan dan memajukan karir (5) Integrasi sosial ke dalam organisasi (6) Perlindungan terhadap hak-hak individu (7) Keseimbangan antara tuntutan kerja dan bukan kerja (8) Rasa bangga terhadap kerja itu sendiri dan terhadap organisasi
2.11 Memiliki Kerampilan Personal
Wirausahawan Andal. Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:
Pertama Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.
Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut.
Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien.
Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.
Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan
pengembangan usaha dgn resiko yang moderat. Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Kedelapan, berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dgn perusahaan.
Menurut Murphy and Peek, ada sekitar delapan hal yang menjadi suatu anak tangga agar seorang wirausaha dapat mengembangkan profesinya. Hal tersebut adalah:
1. Mau bekerja keras (capacity for hard work)
2. Bekerja sama dengan orang lain (getting things done with and
through people)
3. Penampilan yang baik (good appearance)
4. Yakin (self confident)
5. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. Ambisi untuk maju (ambition drive)
8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)
Menurut Zimmerer, karakteristik wirausaha yang sukses adalah :
1. Komitmen tinggi terhadap tugas
2. Mau bertanggungjawab
3. Mempertahankan minat kewirausahaan dalam diri
4. Peluang untuk mencapai obsesi
5. Toleransi terhadap resiko dan ketidakpastian
6. Yakin pada diri sendiri
7. Kreatif dan fleksibel
8. Ingin memperoleh balikan segera
9. Enerjik tinggi
10.Motivasi untuk lebih unggul
11.Berorientasi masa depan
12.Mau belajar dari kegagalan
13.Kemampuan memimpin
Dalam suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi Kewirausahaan Pemuda Versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan adanya 11 ciri atau indikator kewirausahaan, yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10.Perilaku instrumental
11.Penghargaan terhadap uang.
Di dalam kehidupan bidang usaha atau dunia bisnis, seorang Wirausaha tidak berdiam diri sendiri, tetapi sangat perlu bantuan para Wirausaha lainnya, adanya bantuan dari pihak pemerintah atau badanbadan usaha terkait lainnya. Oleh karena itu, seorang Wirausaha harus menunjukan tingkah laku yang baik, sopan santun, tolong-menolong, tenggang rasa, hormat-menghormati satu sama lainnya. Masalah sopan santun, hormat- menghormati, tolong-menolong, dan tatakrama di dalam
berwirausaha sehari-hari itu adalah merupakan etika. Jika kata etika digabungkan dengan Wirausaha akan menjadi Etika Wirausaha.
Dengan demikian Etika Wirausaha itu adalah prinsip-prinsip atau pandanganpandangan
dalam kegiatan bidang wirausaha dengan segala persoalannya untuk mencapai suatu tujuan serta melaksanakan nilai-nilai yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan usaha sehari-hari. Etika
Wirausaha itu, adalah sebagai berikut:
1. Wirausaha adalah tugas mulia dan kebiasaan baik, artinya wirausaha bertugas untuk mewujudkan suatu kenyataan hidup berdasarkan suatu kebiasaan yang baik di dalam berwirausaha.
2. Menempa pikiran untuk maju, artinya wirausaha melatih untuk membiasakan diri untuk berprakasa baik, bertanggungjawab, percaya diri untuk dapat mengerjakan kebaikan dan meningkatkandaya saing, serta daya juang untuk mempertahankan hidup dari prinsip-prinsip berwirausaha.
3. Kebiasaan membentuk watak, artinya wirausaha berdaya upaya untuk membiasakan diri berpikir, bersikap mental untuk berbuat maju, berpikir terbuka secara baik, bersih dan teliti.
4. Membersihkan diri dari kebiasaan berpikir negatif, artinya wirausaha harus berusaha dan berdaya upaya untuk menanggalkan dan membersihkan diri dari kebiasaan cara berpikir, sikap mental yang tidak baik, misalnya menyakiti orang lain, serta menjauhkan diri dari sikap selalu menggantungkan pada kemujuran nasib.
5. Kebiasaan berprakarsa, artinya seorang seorang wirausaha harus membiasakan diri untuk mengembangkan dalam berprakarsa dalam kegiatan pengelolaan usaha, dapat memberikan saran-saran yang baik, serta dapat menolong kepada dirinya sendiri.
6. Kepercayaan kepada diri sendiri, artinya seorang wirausaha harus percaya kepada diri sendiri, harus mempunyai keyakinan dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat meningkatkannilai-nilai kehidupan di dalam berwirausaha.
7. Membersihkan hambatan buatan sendiri, artinya seorang wirausaha harus berusaha membebaskan dari hambatan-hambatan dari adanya produk buatan sendiri. Seorang wirausaaha janganmempunyai pikiran ragu-ragu, merasa tukut, merasa rendah diribterhadap hasil produk buatan sendiri.
8. Mempunyai kemauan, daya upaya dan perencanaan, artinya seorang wirausaha harus mempunyai kemauan, serta daya upaya untuk mengetahui kemampuan dalam hidupnya, cara merencanakan dalam mengejar cita-cita mengembangkan usahanya yang berhasil berdasarkan prinsip-prinsip kewirausahaan. Sementara itu menurut G. Meredith, et.al (1996) mengemukakan bahwa: Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan yang ada; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuannya. Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat berikut memberikan sebuah profil dari wirausaha :
Ciri-ciri
Percaya diri
Berorientasikan tugas dan
hasil
Pengambil risiko
W a t a k
Keyakinan
Ketidaktergantungan, individualitas
optimisme
Kebutuhan akan prestasi,
berorientasi laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat,
energitic, dan inisiatif.
Kemampuan mengambil risiko, suka
pada tantangan.
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Bertingkah laku sebagai pemimpin
Dapat bergaul dengan orang lain.
Menanggapi saran-saran dan kritik
Inovatif dan kreatif
Fleksibel, Punya banyak sumber
Serba bisa, mengetahui banyak
Pandangan ke depan
Perseptif
Keberhasilan untuk menjalankan hidup berdiri sendiri dalam Wirausaha harus berdasarkan kepada hal-hal di bawah ini :
1. Bebas dari perasaan takut, cemas dan rendah diri di dalam berusaha,
2. Disiplin dan berkepribadian yang kuat di dalam menjalankan usahanya,
3. Bekerja dan berusaha dengan tekun dan tekad yang kuat untuk maju,
4. Berusaha dengan penuh keyakinan, iman dan penuh ketawakalan dalam berusaha,
5. Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri di dalam berusaha,
6. Mempunyai bakat serta mengembangkannya di dalam wirausaha,
7. Mempunyai semangat tinggi dan penuh kesungguhan di dalam usaha.
3. Sifat-sifat Yang Perlu Dimiliki Wirausahawan
Demikian banyak ciri-ciri yang mesti dimiliki, akan tetapi tidak semuanya harus dimiliki. Menurut Fadel Muhammad, ada sekitar tujuh ciri yang merupakan identitas seorang wirausaha, yaitu :
a. Kepemimpinan
b. Inovasi
c. Cara pengambilan keputusan
d. Sikap tanggap terhadap perubahan
e. Bekerja ekonomis dan efisien
f. Visi masa depan
g. Sikap terhadap resiko
Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu :
Dream ; mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu mewujudkannya
Decisiveness ; tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan yang tepat.
Doers ; membuat keputusan dan melaksanakannya
Determination ; melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian
Dedication ; mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha
Devotion ; mencintai pekerjaan yang dimiliki
Details ; memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci
Destiny ; bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yanghendak dicapai
Dollars ; motivasi bukan hanya uang
Distribute ; mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai.
4. Ciri-ciri Kewirausahaan Unggul/Berhasil
Menjadi wirausaha profesional harus memenuhi kriteria ketangguhan dan ketangguhan. Adapun ciri dari kedua kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Tangguh
1) Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah.
2) Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan.
3) Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
4) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.
b) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Unggul
1) Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya.
2) Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.
3) Antisipasif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan.
4) Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
5) Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi di berbagai bidang.
5. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengahhati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga
oleh sifat dan kepribadian seseorang. Dan Steinhoff dan John F Burgess (dalam Suryana, 2003 : 16) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian (entrepreunerial personality) sebagai berikut :
1. kepercayaan diri,
2. kemampuan mengorganisir,
3. kreativitas,
4. suka tantangan
Kelemahan wirausaha Indonesia menurut Heidjrachman Ranu
Pandojo yang perlu diperbaiki adalah :
o Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
o Sifat mentalitet yang suka menerabas
o Sifat tidak percaya pada diri sendiri
o Sifat tidak berdisiplin murni
o Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggunjawab yang kokoh
Peggy lambing dan Charles L Kuehl (dalam Suryana, 2003 : 46-47) mengemukakan keuntungan dan kerugian kewirausahaan sebagai berikut :
6. Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan
Keuntungan Kewirausahaan :
1. Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan.
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
3. Kontrol finansial(Pengawasan keuangan). Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.
Kerugian Kewirausahaan :
1. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan.
3. Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan keuntungan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka marjin laba/keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.
Dari uraian di atas, akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang Wirausaha yang baik itu, adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan,
2. Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan di dalam berwirausaha,
3. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya demi mengejar suatu keuntungan,
4. Mempunyai daya kreasi, imajinasi di dalam mengenbangkan bidang usaha yang digelutinya,
5. Mempunyai cara menganalisis yang tepat, sistematis dan metodologis di dalam mengembangkan bidang usahanya,
6. Memiliki kemampuan, kemauan dan tekad bulat di dalam mengembangkan bidang usaha guna mencapai kemajuan dan tujuannya,
7. Membawa teknik-teknik baru dalam mengorganisasi usahausahanya secara tepat guna, efektif dan efisien,
8. Berusaha tidak konsumtif dan selalu menanamakan kembali keuntungan yang diperolehnya di dalam kegiatan bidang usahanya.
Dengan perkataan lainnya ciri-ciri seorang Wirausaha itu diantaranya :
1. Mempunyai kemauan yang kuat untuk berusaha,
2. Selalu beriman dan berbuat kebaikan,
3. Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah di dalamberusaha,
4. Percaya kepada keyakinan terhadap diri sendiri untuk maju,
5. Bertanggungjawab atas kemampuan dan kemajuan dalam bidangusahanya,
6. Supel di dalam pergaulan bisnisnya,
7. Pandai cara bernegosiasinya untuk memajukan bidang usahanya,
8. Berpikir secara positif untuk maju dalam bidang usahanya,
9. 10.Berinisiatif, kreatif dan disiplin terhadap kegiatan usahanya,
10. 11.Beritikad baik untuk memperoleh kemajuan di bidang usahanya.
Kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Berikut ini beberapa indikator, ciri-ciri, sifat kewirausahaan dari seorang wirausaha diantaranya yang telah dijelaskan antara lain:
o Motif Berprestasi Tinggi
o Selalu Perspektif
o Memiliki Kreativitas Tinggi
o Memiliki Perilaku Inovasi Tinggi
o Selalu Komitmen dalam Pekerjaannya, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung jawab
o Mandiri dan tidak Ketergantungan
o Berani Menghadapi Resiko
o Selalu Mencari Peluang
o Memiliki Jiwa Kepemimpinan (leadership)
o Memiliki Kemampuan Managerial
o Memiliki Keterampilan Interpersonal
Jiwa wirausahawan seseorang bukanlah merupakan faktor keturunan, namun dapat dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi siapapun juga. Yang penting dan yang utama adalah semangat untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman. “Gagal itu biasa, berusaha terus itu yang luar biasa”, mungkin seperti itulah gambaran yang harus dikembangkan oleh manusia-manusia Indonesia agar tetap eksis dalam pertarungan bisnis yang semakin transparan dan terbuka.
PELUANG
DALAM KEWIRAUSAHAAN
1. Peluang usaha
Seorang yang akan membuka usaha baru, perlu terlebih dahulu melakukan observasi lapangan dan banyak bertanya bagaimana seluk beluk bisnis dalam bidang tertentu. Sebagai orang kreatif, calon wirausaha akan mampu melihat banyak peluang usaha yang diciptakan.
Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha bisnis, seorang wirausahawan harus berpikir secara positif dan kreatif, diantaranya:
1. Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.
2. Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis
3. Harus bertanya kepada diri sendiri
4. Harus mendengarkan saran-saran dari orang lain.
5. Harus mempunyai etos kerja.
6. Pandai berkomunikasi
a. Sumber informasi peluang usaha
1. persyaratan sumber informasi peluang usaha, datanya harus lengkap, dapat dipercaya dan usaha datanya harus berlaku.
2. perolehan sumber informasi peluang informasi, bagian pemasaran dan penjualan, kedudukan perusahaan dipasar, bagian pembukuan, hasil penelitian pasar, konsumen/pembeli/pelanggan, distributor, penelitian pasar, para pesaing, wilayah niaga, media massa.
Perolehan sumber informasi peluang usaha dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok sebagai berikut:
1. sumber informasi data primer, langsung dari pelangan/konsumen /pembeli sendiri, pedagang perantara, penjual sendiri.
2. sumber informasi data sekunder, catatan intern wirausaha sendiri, pemerintah, data biro statistik, perkumpulan pedagang, KADIN, media masa.
b. Manfaat sumber informasi peluang usaha.
1. perluasan kompetisi dalam usaha
2. pembuatan produk/jasa yang diminati konsumen
3. pemasaran produk/jasa
4. masalah ketenagakerjaan
5. cara mengelola usaha
6. desain produk atau jasa
7. kualitas produk atau jasa
8. manfaat produk atau jasa
Analisis menurut W. Keith Schilit ada 8 hal yang membuat peluang keberhasilan dalam mengelola usaha yaitu:
a. adanya peluang pasar yang baik
b. adanya keunggulan di dalam persaingan
c. adanya kualitas barang Atau jasa yang di pasarkan
d. adanya inovasi produk yang berproses
e. adanya dasar budaya perusahaan
f. adanya modal usaha yang kuat
g. adanya pelaksanaan manajemen usaha yang berkualitas
h. adanya penghargaan terhadap pegawai dan pelanggannya
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya. Pintu peluang usaha baru dapat diperoleh dengan cara (Zimmerer):
• Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat
• Kerugian teknik harus rendah
• Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
• Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih
• Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya
• Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumbe-sumber untuk menghasilkan produk barunya
Mengamati Pintu Peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya:
• Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru
• Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru
• Dukungan keuangan
• Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar
Memetakan Peluang Usaha
Menetapkan peta peluang usaha bukanlah hal yang gampang. Selain membutuhkan kecakapan dan ketentuan juga memerlukan sikap arif dan bijaksana. Peta peluang usaha atau bisnis sebenarnya terletak pada wirausaha yang menggerakkan usaha.
Menurut James L. Hesbet, kekutan-kekuatan peluang usaha yang memacu pada penawaran dan permintaan jasa, antara lain:
a. menigkatnya sistem distribusi yang di dasarkan atas informasi.
1. adanya degulasi.
2. berkurangnya hambatan perdagangan.
3. meningkatnya teknologi informasi.
4. perkembangan pasar bebas.
5. konsumen semakin menghargai nilai dan waktu.
b. Mengidentifikasi peta peluang usaha.
1. Ada 2 (dua) komponen utama didalam membuka peluang usaha, yaitu:
o Peluang usaha yang diharapkan
o Peluang sumber daya yang tersedia
2. Keuntungan dari adanya identifikasi peluang usaha, adalah:
o Terbuka peluang usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan
o Terbuka peluang usaha untuk memperoleh manfaat dan keuntungan maksimal
o Terbuka peluang usahauntuk mendemontrasikan potens seseorang
o Terbuka kesempatan untuk menjadi pimpinan perusahaan
o Terbuka peluang usaha untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
3. faktor-faktor identifikasi peta peluang usaha, adalah:
o Adanya persaingan dalam dunia kehidupan di masyarakat
o Adanya sumber alam yang dapat dimanfaatkan biasanya latihan-latihan dalam usaha atau kursus-kursus bisnis
o Adanya kebijakan pemerintah, yaitu kemudahan-kemudahan didalam pemberian izin, kredit, lokasi dan sebagainya.
c. Analisis peluang usaha
Persiapan-persiapan dalam melaksanakan analisis usaha, yaitu:
1. berapa luas usaha yang dipilih
2. bentuk usaha apa yang akan diipilih
3. jenis usaha apa yang akan ditekuni
4. bagaimana mengenai informasi usaha yang akan diterima
5. adakah peta peluang usaha yang menguntungkan.
6. apakah ada hambatan-hambatan di dalam usahanya.
Pemanfaatan peluang usaha
Ada beberapa peluang usaha yang dapat dimanfaatkan secara kreatif dan mampu menghasilkan nilai tambah, antara lain:
1. Memanfaatkan barang bekas, misalnya dengan cara:
o sedotan minuman dibuat bunga
o bulu ayam menjadi aneka hiasan seperti, lukisan, assesoris baju, dan sebagainya
o kulit telur menjadi hiasan meja
o kardus menjadi bingkai foto dan tas
o potongan kayu menjadi aneka gantungan kunci, pegangan kapak/pisau, kotak perhiasan dan sebagainya
o perca menjadi keset, baju boneka, pakaian anak-anak, dan sebaginya
2. Manfaatkan barang yang disediakan oleh alam
Membuat kerajinan dari tanah liat, yaitu pembatan gerabah dengan aneka bentuk dan warna
3. Memanfaatkan kejadian atau peristiwa yang ada disekitar, misalnya
o Berdagang aneka keperluan sekolah/buku, pensil ketika menjelang tahun ajaran baru
o Usaha parcel pada waktu mendekati lebaran, natal dan tahun baru
o Berjualan aneka minuman, seperti es buah, es kelapa muda, es teller ketika musim kemarau.
Menurut Kuratko (1995), ada empat jenis inovasi yang dapat dikembangkan, yaitu:
1. Invensi (penemuan), merupakan hasil produk, jasa atau proses yang benar-benar baru yang sebelumnya tidak ada.
2. Ektensi (pengembangan), pemanfaatan baru atau penerapan lain produk, jasa atau proses yang sudah ada.
3. Duflikasi (penggandaan), merupakan refleksi kreatif atas konsep yang telah ada
4. Sintesis, kombinasi atas konsep dan faktor-faktor yang telah ada dalam pengunaan satu formula baru.
2. Ide / Gagasan
Nilai suatu barang atau produk dapat diciptakan melalui:
• Inovasi Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan.
• Mengubah tantangan menjadi peluang
Menciptakan permintaan melalui penemuan baru (market driven).
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam mengevaluasi ide, wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
• Pengurangan resiko melalui strategi yang proaktif
• Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin
• Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang perlu dievaluasi, yaitu:
• Resiko pasar atau resiko persaingan, terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar
• Resiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya
• Resiko teknik, terjadi akibat kegagalan teknik
Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan
Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut tercermin dalam:
1. Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)
2. Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
3. Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
4. Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
5. Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
6. Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
7. Menghasilkan produk atau jasa baru
8. Menghasilkan nilai tambah baru
9. Merintis usaha baru
10. Melakukan proses/teknik baru
11. Mengembangkan organisasi baru
3. Mengembangkan Sikap Kreatif
Perbedaan antara orang yang sukses dengan orang yang gagal letaknya di bidang rohani. Apa yang biasa orang pikirkan, oleh seseorang menentukan apa yang akan dicapainya. Ini berlaku di lapangan niaga maupun lapangan-lapangan lain. Jika seseorang dapat berpikir dengan cerdas dan kreatif, maka orang tersebut akan mendapat hasil-hasil tertentu.
Jika pikiran-pikirannya tidak menentu dan tidak diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, maka hasilnya pun akan engecewakan. Bandingkanlah kalau ada dua orang Wirausaha. Yang satu sibuk dan gelisah, namun tidak menghasilkan sesuatu yang penting. Hal ini karena pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya tidak dipersiapkan dan tidak dipikirkan dengan serius.
Yang lain melaksanakan pekerjaannya sehari- hari dengan tenang dan tertib, memperhatikan setiap bagian, menjatuhkan keputusan dengan tepat, maka setiap hari akan dapat hasil yang baik. dengan daya khayal, melalui daya khayal inilah manusia dapat mencapai kemauan yang tinggi dan kesanggupannya dalam menemukan segala hal.
Daya khayal dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
1. Daya khayal sintesis
Daya khayal sintesis adalah untuk tidak menciptakan hal yang baru, tetapi membentuk dan menyusun yang lama dalam bentuk kombinasi baru.
2. Daya khayal kreatif.
Daya khayal kreatif adalah menciptakan halhalbaru terutama apabila daya khayal sintesis tidak bisa bekerja dalammemecahkan suatu masalah.
Melalui daya khayal kreatif ini alam pikiran manusia yang terbatas dapat berhubungan langsung dengan alam pikiran halusnya. Barangkali alam pikiran inilah yang menyalurkan inspirasi atau ilham dan menyampaikan gagasan baru sebagai hasilnya menjadi alat bagi manusia untuk menyesuaikan getaran dalam dirinya dengan getaran dalam diri orang lain. Daya khayal biasanya bekerja secara otomatis dan hanya bekerja jika alam pikiran yang sadar bergerak dengan kecepatan yang luar biasa seperti mendapatkan dorongan dari suatu emosi yang ditimbulkan oleh keinginan yang kuat. Dalam hubungan ini, berpikir kreatifnya seorang Wirausaha dapat merombak dan kemudian mendorongnya dalam pengembangan lingkungan menjadi berhasil.
3 Pengertian Kreativitas
Kesulitan dan kemelut yang terjadi dalam kehidupan manusia janganlah kita anggap sebagai rintangan untuk maju di dalam berwirausaha. Hadapilah hidup ini dengan penuh keyakinan.
Apabila kita berhadapan dengan keadaan buruk, janganlah kita marah, berputus asa atau kecewa. Keyakinan, ketabahan, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa harus kita miliki dan kita tanamkan dalam diri kita sendiri.
Kegagalan dan kegelapan yang menyelimuti, yang menjadikan pandangan hidup menjadi suram, harus kita ubah menjadi lebih cerah,
produktif, dan penuh kreatif. Cara berpikir positif mengarahkan pada halhal yang baik, dan sesuatu yang buruk itu harus dipandang sebagai pengalaman dan guru yang terbaik. Cara berpikir yang demikian itu bisa dikatakan cara berpikir kreatif dan produktif.Manusia Wirausaha memiliki jiwa mandiri, hal ini didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif.
Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Dengan pemikiran yang kreatif kita bisa memecahkan berbagai macam permasalahan. Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan ragam masukan ke otak, terutama tentang hal yang baru, dengan memanfaatkan daya ingat, daya khayal dan daya serap dari otak akan dapat ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas.
Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil pemikiran dan gagasan. Ada rangkaian proses yang panjang dan harus digarap terlebih dahulu sebelum suatu gagasan menjadi suatu karya. Rangkaian tersebut antara lain meliputi fiksasi (pengikatan, pemantapan) dan formulasi gagasan, penyusunan rencana, dan program tindakan nyata yang harusdilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk mewujudkan gagasan tersebut Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan.
Namun, kemampuan ini berbeda dari satu orang terhadap orang lainnya. Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, tetapi pengetahuan dari lingkungannya dapat juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Selama ini ada anggapan yang salah mengenai orang yang kreatif.
Ada yang mengatakan hanya orang jenius/pintar saja yang memiliki kreativitas. Kreativitas bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukkan hanya bagi segelintir orang. Mengingat kreativitas merupakan suatu cara pandang yang sering kali justru dilakukan secara tidak logis.
Proses ini melibatkan hubungan antar banyak hal di mana orang lain kadang-kadang tidak atau belum memikirkannya.Yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini adalah menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Anda harus mengetahui bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbeda-beda, kemampuan seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan lingkungan juga dapat mempengaruhi kreativitas.
Kreativitas merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan karena adanya perubahan lingkungan. Inovasi menurut Goman (1991) merupakan penerapan secara praktis gagasan kreatif. Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan.
Pendapat lain menyebutkan kreativitas itu adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru ini :
a. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasikombinasi atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.
b. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Conny Semiawan (1984). Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang Wirausaha terletak pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja yang tinggi. Sedangkan semangat atau etos kerja yang tinggi seorang Wirausaha itu terletak pada kreativitas dan rasa percaya pada diri sendiri untuk maju dalam berwirausaha. Seorang Wirausaha yang kreatif dapat menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya.
Kreativitas dapat menyalurkan inspirasi dan ilham terhadap gagasan-gagasan baru untuk kemajuan dalam bidang usahanya. Kita tidak mungkin memiliki gambaran yang lengkap mengenai masa depan, tetapi tindakan kita akan memiliki konsekuensi di masa depan. Oleh karena itulah, kita memerlukan pemikiran yang kreatif yang membantu untuk melihat konsekuensi dari tindakan serta untuk memberikan alternatif tindakan.
Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis. Pola pemikiran kreatif juga dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan masa depan, di mana seorang Wirausaha akan beroperasi, juga akan memberikan gambaran yang tidak dapat dihasilkan oleh eksplorasi terhadap trend masa kini. De Bono, berpendapat bahwa pola pemikiran yang kreatif merupakan motivator yang sangat besar, karena membuat orang sangat tertarik akan pekerjaanya.
Pemikiran kreatif juga memberikan kemungkinan bagi setiap orang untuk mencapai sesuatu tujuan. Seorang Wirausaha yang kreatif akan membuat hidup akan lebih menyenangkan, lebih menarik serta akan menyediakan kerangka kerja dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Randsepp, menyebutkan ciri-ciri tentang pemikiran kreatif sebagai berikut :
a. sensitif terhadap masalah-masalah,
b. mampu menghasilkan sejumlah ide besar,
c. fleksibel,
d. keaslian,
e. mau mendengarkan perasaan,
f. keterbukaan pada gejala bawah sadar,
g. mempunyai motivasi,
h. bebas dari rasa takut gagal,
i. mampu berkonsentrasi, dan
j. mempunyai kemampuan memilih.
Seorang Wirausaha yang memliki daya pengembangan kreativitas yang tinggi akan dapat merombak dan Wirausaha dapat
a. meningkatkan efisiensi kerja,
b. meningkatkan inisiatif,
c. meningkatkan penampilan,
d. meningkatkan mutu produk, dan
e. meningkatkan keuntungan.
Seorang Wirausaha yang kreatif selalu dihujani bahan-bahan informasi bisnis melalui televisi, surat kabar, majalah, percakapan dengan orang lain, laporan, surat, memo, pengumuman, selebaran, telepon dan sebagainya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Wirausaha yang kreatif dalam mencari informasi yang penting bagi usahanya :
a. informasi tentang kepribadian dan kemampuanya,
b. peluang pasar,
c. peluang usaha yang menguntungkan perusahaan,
d. pemasok barang,
e. kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk,
f. persaingan dalam dunia usaha, dan
g. lingkungan usaha yang dihadapinya dan lain-lain.
Bagi kalangan Wirausaha, tingkat kreativitas akan sangat menunjang dalam kemajuan bisnis. Dalam lingkungan bisnis global, di mana perubahan begitu cepat, organisasi dipaksa membutuhkan orangorang kreatif yang dapat mengantisipasi dan tanggap terhadap perubahan. Oleh karena itu, kreativitas sebenarnya merupakan sebuah proses
yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kreativitas seorang wirausaha dapat juga dipengaruhi oleh bakat, kemampuan, dan ilmu pengetahuan. Begitu juga pengalaman seorang Wirausaha juga merupakan guru yang berharga untuk memicu kreativitas keberhasilan dalam per-usahaan. Seorang Wirausaha dikatakan kreatif apabila mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan se-suatu yang belum ada.
Untuk memacu kreativitas yang tinggi ada 4 tahapan menurut Edward de Bono (1970) dalam proses kreatif, yaitu
a. Latar Belakang atau Akumulasi Pengetahuan
Kreasi yang baik biasanya didahului oleh penyelidikan dan pengumpulan informasi. Hal ini meliputi membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan pro-fesional dan penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang tengah digeluti. Sebagai tambahan dapat juga menerjuni lahan yang berbeda dengan masalah kita karena hal ini dapat memperluas wawasan dan memberikan sudut pandang yang berbeda-beda.
b. Proses Inkubasi
Dalam tahap ini seseorang tidak selalu harus terus menrus me-mikirkan masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia dapat sambil melakukan kegiatan lain, yang biasa, yang sama se-kali tidak ada hubungannya dengan masalah. Akan tetapi, ada waktu-waktu tertentu di mana ia harus menyempatkan diri memikirkan masalah ini untuk pemecahannya.
c. Melahirkan Ide
Ide atau solusi yang seirama ini dicari-cari mulai ditemukan. Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang ada. Ia bisa muncul tiba-tiba. Di sini ia harus dapat dengan cepat dan tanggap menangkap dan memformulasikan baik ide maupun pemecahan masalah lanjutan dari ide tersebut.
d. Evaluasi dan Implementasi
Tahap ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan proses kreativitas karena dalam tahap ini seseorang harus lebih serius, disiplin, dan benar-benar berkonsentrasi. Wirausahawan yang sukses dapat mengidentifikasi ide-ide yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Lebih penting lagi, ia tidak menyerah begitu saja bila menghadapi hambatan. Bahkan biasanya ia baru akan berhasil mengembangkan ide-ide setelah beberapa kali mencoba. Hal penting lain dalam tahapan ini adalah di mana Wirausaha mencoba-coba kembali ide-ide sampai menemukan bentuk finalnya karena ide yang mun-cul pada tahap III (c) tadi biasanya dalam bentuk yang tidak sempurna. Jadi, masih perlu dimodifikasi dan diuji untuk mendapatkan bentuk yang baku dan matang dari ide ter-sebut.
b. Keterampilan Berpikir Kreatif
Seharusnya setiap manusia Wirausaha memiliki jiwa interpreneurship, hal ini didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Dengan pemikiran yang kreatif kita bisa memecahkan berbagai macam permasalahan. Manusia yang pesimis menganggap hidup ini hanya dipenuhi oleh penderitaan dan masalah yang sulit diatasi, sedangkan manusia yang optimis memandang bahwa hidup ini penuh dengan kesempatan dan kemungkinan untuk maju dan berhasil dalam hidup. Manusia yang optimis
mempunyai daya imajinasi yang positif yang dapat menolong pemikiran yang kreatif. Keinginan, angan-angan, cita-cita, tujuan hidup, masalah kehidupan, perbintangan, nasib, takdir, ataupun segala pengalaman diri kita selama hidup ini dapat merangsang jiwa kita untuk berpikir kreatif.
Untuk itu kita hendaknya memiliki daya cipta yang dinamis. Kita harus senantiasa sadar dan waspada terhadap segala yang terjadi di sekitar kita dan meng-ambil manfaat dari setiap peristiwa. Ada beberapa hambatan mental yang dapat mengurangi daya imajinasi kita diantaranya:
a. pandangan hidup yang sempit,
b. kepercayaan terhadap takhayul,
c. keputusasaan,
d. kurangnya kepercayaan pada diri sendiri,
e. kesombongan,
f. kedengkian dan iri hati,
g. kebodohan, dan
h. kekhawatiran akan kegagalan.
Menurut Kao (1989), ada beberapa hal yang dapat merintangi atau menghambat pimikiran kreativitas dilihat dari prilaku seorang Wirausaha adalah sebagai berikut :
a) Mengagungkan tradisi dan budaya yang dibuat,
b) Memperkecil ketersediaan sumber-sumber yang dibutuhkan,
c) Lebih menekankan pada prilaku struktur birokrasi,
d) Menekankan pada nilai yang menghalangi pengambilan resiko,
e) Lebih menyukai spesialisasi,
f) Komunikasi yang lemah,
g) Mematikan sesuatu contoh,
h) Sistem pengendalian yang kuat atau tidak lentur,
i) Menekankan denda atau hukuman atas kegagalan atau kesalahan,
j) Mengawasi aktivitas kreativitas, dan
k) Menekankan batas waktu.
Untuk menghindari hal-hal di atas, kita harus membuang se-jauh mungkin setiap hambatan mental yang mengganggu proses berpikir kita. Daya imajinasi baru mempunyai arti bagi hidup kita apabila bercampur dan bekerjasama dengan daya pikiran kita. Pikiran kita dapat berakibat dua hal, mungkin menolong mungkin juga menghambat usaha kita.
Pemikiran yang simpang siur menunjukkan pemikiran yang tidak kreatif. Pemikiran kita akan kreatif apabila proses berpikir kita berlangsung secara ilmiah. Proses berfikir ilmiah berlangsung dengan langkah-langkah yang
sistematis, berorientasi pada tujuan serta menggunkanan pola atau metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya, pemikiran iilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
o Merumuskan atau mengenang tujuan, keinginan, dan kebutuhan baik bagi diri sendiri maupun bagi pihak lain.
o Merumuskan atau mengenang permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai atau memenuhi tujuan, keinginan dan ke-butuhan di atas.
o Menghimpun atau mengenang fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan obyek yang sedang kita pikirkan.
o Mengolah fakta-fakta itu dengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif ataupun deduktif, atau mencari hubungan antarfakta sehingga ditemukan berbagai alternatif.
o Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
o Menguji alternative itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat sehingga ditemukan manfaat alternatif itu bagi kehidupan.
o Menemukan dan meyakini gagasan.
o Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tertulis.
Kalau kita perhatikan proses berpikir yang digambarkan di atas, ternyata berpikir ilmiah itu masih melibatkan fungsi-fungsi kejiwaan yang lain, misalnya keinginan, perasaan, kemauan, imajinasi, ingatan dan perhatian. Oleh karena itu, pemikiran kreatif harus ditunjang oleh suatu kepribadian yang kuat. Sukses Wirausaha dapat diidentifikasi berdasarkan ide-ide yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan untukmelaksanakannya. Para Wirausaha yang berada pada tingkat teratas dalam tingkat organisasi mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Para Wirausaha yang sangat kreatif biasanya menjadi tokoh dalam dunia usaha.
Menurut Solomom dan Winslow (1988) ada beberapa ciri Wirausaha kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pintar tetapi tak harus brilian karena kreativitas tidak selalu secara langsung berhubungan dengan tingginya intelegensi seseorang.
2. Berkemampuan baik dalam menjalankan ide-ide yang berbeda dalam waktu yang singkat.
3. Memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, menyukai dirinya dan memiliki rasa percaya diri.
4. Cenderung kaya kehidupan fantasi.
5. Termotivasi oleh masalah-masalah yang menantang.
6. Dapat memendam keputusan sampai cukup fakta terkumpul.
7. Menghargai kebebasan dan tidak hanya memerlukan persetujuan rekan lainnya.
8. Peka terhadap lingkungan dan perasaan orang-orang yang ada di sekitarnya.
9. Fleksibel. Lebih mementingkan arti dan implikasi sebuah problem daripada detailnya.
C. Mengembangkan Sikap Kreativitas
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu mengembangkan kemampuan pribadi dalam program peningkatan kreativitas sebagaimana dikemukakan oleh James L. Adams (1986) :
a. Mengenali hubungan
Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pAndang terhadap suatu hubungan yang baru dan berbeda antara objek, proses, bahan, teknologi, dan orang. Seperti mencampurkan aroma bunga melati dengan air teh kemudian dibotolkan menjadi teh botol yang harum dan segar rasanya. Untuk membantu meningkatkan kreativitas, kita dapat melakukan
cara pandang kita yang statis terhadap hubungan orang dan lingkungan yang telah ada. Dari sini kita coba melihat mereka
dengan cara pandang yang baru dan berbeda. Orang yang kreatif akan memiliki intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru dan berbeda dari fenomena tersebut. Hubungan ini nantinya dapat memperlihatkan ide-ide, produk dan jasa yang baru. Sebagai contoh, kita dapat melakukan latihan de-ngan melihat hubungan antara pasangan-pasangan : suami-istri, kue coklat dan es krim vanili, atlet dan pelatih serta manajer de-ngan buruh.
b. Pengembangan Perspektif Fungsional
Kita dapat melihat adanya suatu perspektif yang fungsional dari benda dan orang. Seseorang yang kreatif akan dapat melihat orang lain sebagai alat untuk memenuhi keinginannya dan mem-bantu menyelesaikan suatu pekerjaan. Misalnya, sering secara tidak sadar kita menggunakan pisau dapur untuk memasang baut gara-gara palu yang kita cari tidak ketemu. Cara lain, kita harus me-mulainya dari cara pAndang yang nonkonvensional dan dari per-spektif yang berbeda. Sebagai contoh, cobalah sebutkan fungsi lain dari sebuah kursi, buku yang Anda pegang ini, dan lain-lain.
c. Gunakan Akal
Fungsi otak pada bagian yang terpisah antara kiri dan kanan telah dilakukan sejak tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Otak bagian kanan dipakai untuk hal-hal seperi analogi, imajinasi, dan lain-lain. Sedangkan otak bagian kiri dipakai untuk kerja-kerja seperti analisis, melakukan pendekatan yang rasional terhadap pemecahan masalah, dan lain-lain. Meski secara fungsi ia berbeda, tetapi dalam kerjanya ia harus saling berhubungan. Proses kreativitas meliputi pemikiran logis dan anlitis terhadap pengetahuan, evaluasi dan tahap-tahap implementasi. Jadi, bila kita ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan mengembangkan kemampuan kedua belah otak kita tersebut.
d. Hapus Perasaan Ragu-ragu
Kebiasaan mental yang membatasi dan menghambat pemikiran
kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut :
Pemikiran Lain, Perkembangan kehidupan seseorang banyak terpenuhi oleh hal-hal yang tidak pasti dan meragukan. Banyak orang yang menyerah dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapi. Bagi orang yang kreatif lebih baik belajar menerima keadaan tersebut dalam hidupnya, bahkan mereka sering menemukan sesuatu yang berharga dalam kondisi tersebut.
Berdasarkan penelitian, kreativitas dapat diidentifikasikan menjadi 3 (tiga) tipe:
1. menciptakan, proses membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada
2. memodifikasi, mencari cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi berbeda.
3. mengkombinasikan, menggabungkan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan.
Orang yang kreatif belum tentu inteligensinya tinggi, dan sebaliknya. Para peneliti membuat 4 (empat) variasi hubungan kreativitas dengan inteligensi, yaitu:
1. kreativitas rendah, inteligensi rendah
2. kreativitas tinggi, inteligensi tinggi
3. kreativitas rendah, inteligensi tinggi
4. kreativitas tinggi, inteligensi rendah.
Mengembangkan ide dan peluang usaha.
Sebenarnya banyak cara wirausaha untuk memperluas dan mengembangkan ide peluang usaha. Usaha tersebut harus dikaitkan dengan kemampuan wirausaha didalam mengelola situasi pasar dan peluang usaha. Wirausaha dapat mengembangkan ide dan peluang usahanya, ketika orang lain menghadapinya sebagai suatu masalah. Untuk membentuk proses pengembangan ide, wirausaha didalam perusahaan perlu memberikan kebebasan dan dorongan kepada para karyawannya, agar mereka berani mengembangkan ide-idenya dalam peluang usahanya.
a. Tujuan mengembangkan ide dan peluang usaha pada produk dan jasa, adalah:
1. Ide dalam pembuatan produk atau jasa yang di minati konsumen.
2. Ide dalam pembuatan produk atau jasa yang dapat memenangkan persaingan.
3. Ide dalam pembuatan dan mendayagunakan sumber-sumber produksi.
4. Ide yang dapat memecah kebosanan konsumen di dalam pembelian dan penggunaan produk atau jasa.
5. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, warna produk atau jasa yang disenangi konsumen.
b. Langkah-langkah untuk mengurangi resiko pengembangan ide usaha, adalah:
1. coba uraikan pengembangan ide dan peluang usaha anda kepada karyawan didalam perusahaan
2. pilihlah tempat dan waktu yang tepat untuk mengemukakan ide pengembangan usahanya kepada para karyawan.
3. Kemukakan ide pengembangan usaha setahap demi setahap, kepada para karyawan didalam perusahaan.
c. Langkah-langkah mengembangkan ide usaha, antara lain:
1. Langkah pertama, tetapkan dengan jelas pengembangan ide usaha tersebut.
2. Langkah kedua, tentukan tujuan khusus dalam pengembangan ide usaha tersebut.
3. Langkah ketiga, upayakan agar setiap karyawan di dalam perusahaan memahami terhadap pengembangan ide usaha tersebut.
4. Langkah keempat, buat dan laksanakan sistem pencatatan prestasi pengembangan ide usaha tersebut.
5. Langkah kelima, berikan penghargaan kepada karyawan agar prestasi pengembangan ide usaha menjadi obsesi.
6. Langkah keenam, Upayakan agar para karyawan perusahaan, memahami perannya dan berikan kesempatan untuk terlibat dalam pengembangan ide usaha dan peningkatan prestasi perusahaan.
Untuk mengembangkan ide usaha diperlukan adanya fakta, data, dan angka yang memungkinkan wirausaha untuk mengambil keputusan mengenai pengembangan ide dan pemanfaatan peluang usaha. Diantaranya adalah:
1. perluasan pengembangan usaha
2. penambahan pengembangan produk atau jasa
3. perluasan dan peningkatan saluran penjualan
4. perluasan dan penambahan pabrik
5. peningkatan manfaat produk jasa dan modelnya diminati konsumen.
b. Contoh pengembangan ide dan peluang usaha
1. Bidang usaha perawatan komputer,
o Wirausahawan, teknis terampil dalam perawatan peralatan
o Karyawan, menciptakan nilai tambah pada komputer, peluang ketidaktahuan pemilik atau pemakai komputer, menciptakan peluang baru dari kekhawatiran pemilik atau pemakai komputer akan terjadi kerusakan.
2. Bidang usaha promosi penjualan
o Wirausahawan, meminati kegiatan promosi dengan memutar film dan kontak konsumen
o Karyanya - penawaran kepada produsen dilakukan sendiri oleh wirausahawan
- menciptakan makna baru pada kehausan masyarakat di daerah akan merasa hiburan yang murah meriah
- memberikan nilai tambah pada pemutaran film dengan mensponsorkan kegiatan kepada produsen untuk keperluan promosi.
Inovatif
a. Pengertian inovatif
Yaitu penemuan atau terobosan yang menghasilkan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada dengan cara yang baru. Sebuah inovasi lahir dari cara berpikir yang inovatif. Schumpetter menyatakan inovasi adalah pembeda antara seorang wirausahawan dan pengusaha biasa. Inovasi harus berlangsung sepanjang waktu. Bila seorang wirausahawan tidak melakukan inovasi maka dia bukanlah seorang wirausahawan.
b. Prinsip-prinsip inovasi
1. Prinsip keharusan
a. keharusan menganalisis peluang, semua sumber peluang inovasi harus dianalisa secara sistematis dengan tujuan mencari peluang yang benar-benar sesuai dengan inovasi yang akan dilakukan.
b. Keharusan memperluas wawasan, semakin banyak hal-hal baru yang kita dapati, semakin mudah bagi kita untuk mencari gagasan inovatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membaca, melihat, mendengar, dan merasakan.
c. Keharusan bertindak efektif, syarat dari keekfektifan sebuah inovasi adalah kesederhanaan. Sebuah inovasi yang akan menimbulkan penyakit baru seperti :”hal ini sederhana, mengapa tidak dari dulu saja?”.keharusan untuk tidak berpikir muluk, memiliki impian yang besar memang bagus, merupakan inspirasi untuk melakukan sebuah inovasi, tetapi cobalah mulai dairi hal-hal yang lebih kecil dulu.
2. Prinsip larangan
1. larangan untuk berlagak pintar, jangan melakukan hal yang melebihi kemampuan yang dimiliki. Setiap orang memiliki keterbatasan.
2. larangan untuk rakus, berlakulah fokus jangan rakus. Tidak mengerjakan pekerjaan yang banyak sekaligus. Tetaplah fokus pada tema inovasi yang telah dipilih.
3. larangan untuk berpikir terlalu jauh kedepan, jangan coba berpikir atau berkata 20 tahun lagi hal ini akan sangat dibutuhkan masyarakat. Sebagai gantinya, berpikirlah saat ini, orang sangat memerlukan hal yang sedang saya buat.
c. Mengembangkan cara berpikir kreatif.
1. biasakan memiliki mimpi, jangan menghabiskan waktu dan energi hanya untuk memikirkan kehidupan sehari-hari. Sisakan tempat pada pikiran untuk membuat mimpi-mimpi besar yang mungkin bagi orang lain dianggap mustahil. Catatlah mimpi dan tangkap peluang yang ada.
2. perkayalah sumber ide, dengan bacaan dan pengalaman akan membangun mimpi-mimpi besar. Bangkitkanlah ketertarikan dan keinginan pada hal-hal baru yang semula tidak menarik minat dengan cara menyaksikan acara televisi yang belum pernah disaksikan sebelumnya atau membaca atau bertanya tentang hal yang baru.
3. biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan, jadikan perbedaan pendapat sebagai suatu fasilitas untuk memperkaya wawasan, bukannya suatu pertandingan untuk memenangkan pendapat yang kita yakini. Perbanyak diskusi mengenai hal-hal baru.
Menganalisa kemungkinan keberhasilan dan kegagalan usaha
Analisis kegagalan usaha
Otak dan akal manusia berkembang apabila kita sering menemui kegagalan, kesalahan dan kekeliruan. Kita akan menganalisa tentang kegagalan dalam usaha dan akan memaksa kita untuk mencari masalahnya atau sebab-sebabnya yang akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengapa saya gagal dalam usaha?
2. Mengapa orang lain berhasil dalam usahanya?
3. Kelemahan-kelemahan apa saja yang terdapat dlm diri saya?
4. Kesalahan apa yang saya lakukan?
5. Apakah dengan kesalahan atau kekeliruan itu saya harus berhenti usaha atau bisnis?
6. Bagaimana untuk mengatasi kegagalan masalah tersebut?
a. Karaktristik profil seorang wirausahawan yang gagal, adalah:
1. Dedikasi, meremehkan waktu dan dedikasi dalam memulai usaha.
2. Pengendalian usaha atau bisnis, gagal mengendalikan aspek-aspek usaha atau bisnis
3. Pengalaman manajemen, pemahaman umum terhadap manejemen rata-rata kurang
4. Pengelolaan piutang, menimbulkan masalah arus kas buruk mereka dengan kurangnya perhatian akan piutang
5. Memperluas usaha yang berlebihan, memulai perluasan usaha yang belum siap
6. Perencanaan keuangan, meremehkan kebutuhan usaha
7. Lokasi, lokasi usaha yang buruk/tidak strategis
8. Pembelanjaan, pembelanjaan besar yang menimbulkan pengeluaran awal yang tinggi.
b. Pada umumnya kegagalan usaha dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kebiasaan menunda waktu
o menunggu hari esok di dalam usaha
o menungu waktu di dalam usaha
2. Ketekunan dan ketakwaan
o Membayangkan kegagalan usaha yang bukan-bukan
o Kurang tekun dan kurang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
3. Kepribadian negatif
o kurang mampu menggunakan kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri sendiri
o kurang bergaul dengan orang lain
o perasaan rendah diri
o lekas menyerah dan tidak percaya kepada diri sendiri
4. kebiasaan boros
o mengeluarkan uang secara berlebihan tanpa dikendalikan
o perasaan takut miskin
o sifat mememtingkan diri sendiri
5. Kebiasaan hati-hati berlebihan
o takut menggunakan waktu didalam usaha
o takut menghdapi waktu didalam usaha
o takut menghadapi resiko didalam usaha.
Dengan adanya kegagalan di dalam usaha, maka akan memaksa wirausaha untuk:
1. Mencari masalah masalah yang ada
2. Mencari permasalahan
3. Mengetahui cara-cara untuk menghilangkan kegagalan di dalam usaha
Dari hasil analisa kita akan mengetahui bahwa kegagalan di dalam usaha itu dapat karena di sengaja, tidak disengaja, maupun dari kesalahan penilaian.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut kita dapat menempuh berbagai cara antara lain:
1. kerjakan semua pekerjaan secara prestatif, kreatif dan penuh inovatif
2. bersikap waspada dan teliti di dalam mengerjakan usaha itu
3. kerjakan semua pekerjaan itu dengan penuh keyakinan
Analisis Keberhasilan usaha
a. Karakteristik profil seorang wirausahawan yang berhasil, adalah:
1. Percaya diri, mengandalkan tingkat percaya dirinya tinggi dalam mencapai sukses.
2. Pemecahan masalah, cepat mengenali dan memecahkan masalah yang dapat menghalangi kemampuannya mencapai tujuan sukses.
3. Berprestasi tinggi, bekerja keras dan bekerja sama dengan para ahli untuk memperoleh prestasi
4. Pengambil resiko, tidak takut mengambil resiko, tetapi akan menghindari resiko tinggi jika dimungkinkan.
5. Ikatan emosi, tidak memperbolehkan hubungan emosional yang menggangu sukses usahanya.
6. Pencari status, tidak akan membedakan hubungan emosional yang mengganggu misi sukses usahanya.
7. Tingkat energi tinggi, berdedikasi tinggi dan bekerja tanpa berhitung waktu untuk membangun usahanya.
b. Karakteristik seorang wirausahawan yang suskes dalam bidang usaha, adalah:
1. pengendalian pribadi, mengenali arti penting kehidupan pribadinya bagi kegiatan usaha
2. pemikir kreatif, akan selalu mencari suatu cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu di dalam usaha.
3. pemecah masalah, akan selalu melihat ke pilihan-pilihan untuk memecahkan masalah
4. mengarahkan diri sendiri, memotivikasi diri sendiri dengan suatu hasrat yang tinggi untuk berhasil dalam usaha
5. mengelola usaha dengan sasaran, cepat memahami tugas rinci yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran.
Secara singkat, keberhasilan usaha atau bisnis seorang wirausahawan didalam mengelola usahanya dapat diidentifikasikan terletak pada:
1. sikap dan kemauan serta tindakan-tindakan nyata
2. keberanian untuk berinisiatif
3. kecakapan dan keahlian
4. kreativitas dan percaya diri
5. pengalaman dan pendidikan.
3. Pengertian Risiko
Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali yang dapat diramalkan dengan hasil yang sempurna, pada umumnya terjadi penyimpangan, biarpun kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang diambil dengan memakai kriteria peluang (decision under risk) atau kriteria ketidakpastian (decision under uncertainty). Untuk menghitung risiko pada umumnya dipakai nilai yang iperkirakan (expected value) atau angka penyimpangan (variance). Risiko perlu dianalisis, yaitu dengan memakai tolok ukur untuk mengukur besarnya risiko atas suatu alternatif, dengan tujuan untuk memperoleh alternatif dengan risiko yang masih dapat ditanggung. Analisis ini sangat penting untuk menentukan modal yang dianggarkan dalam kegiatan usaha. Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha, yaitu risiko teknis (kerugian), risiko pasar, risiko kredit serta risiko di luar kemampuan manusia. Semua risiko dapat dicegah atau diperkecil, kecuali risiko alam yang probabilitasnya sangat kecil dan dapat diabaikan. Bagi seorang Wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan. Demikian pula pengambilan risiko bagi Wirausaha berkait-an dengan kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan Wirausaha (misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi Wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah. Majalah Wirausaha yang berjudul “Executive” pada lembaran khusus ditulis huruf besar dengan warna yang berbeda seperti di bawah ini: “Jangan tinggal diam di tempat (digambar dengan kura-kura terbalik), tetapi berbuatlah yang pasti dan mantap biarpun lambat (digambarkan dengan kura-kura yang berjalan merayap)”. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian risiko :
o Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H) ? Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss), (A.Abas Salim)
o Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)
o Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan (Herman Darmawi)
o Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang diharapkan(Herman Darmawi) Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Sedangkan karakteristik risiko itu sendiri adalah:
o Risiko adalah suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
o Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian
4. Risiko wirausaha
Pada saat memulai bisnis, Wirausaha biasanya menghadapi risiko bisnis yang besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru dimulai tiap tahunnya, dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai bisnis/usaha kecil. Rata-rata kegagalan diantara bisnis baru ini cukup mengganggu. Berdasarkan penelitian, 25 sampai 33 persen usaha kecil mengalami kegagalan selama dua tahun pertama masa operasinya. Di samping mempertimbangkan risiko bisnis, Wirausaha juga menghadapi risiko finansial, selama mereka menginvestasikan sebagian besar atau semua kekayaannya dalam bisnis. Mereka mengambil risiko karir dengan meninggalkan pekerjaan yang aman untuk suatu pekerjaan yang mengandung risiko dengan masa depan yang penuh ketidakpastian. Mereka juga mebuat risiko keluarga dan sosial karena kebutuhan untuk memulai dan mengelola bisnis yang baru hanya menyisakan sedikit waktu untuk memperhatikan keluarga dan teman. Ada tiga penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu
1. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun ke dalam suatu pekerjaan baru yang mengandung risiko terlalu tergesa-gesa, tanpa melakukan perencanaan yang mendalam. Mereka tidak menganalisis kekuatan dan kelemahannya. Siapa saya ?, Apa yang saya inginkan ? Apa tujuan saya ?
2. Mereka kehabisan uang. Jika Anda tidak dapat menyelaraskan daftar gaji/upah atau membayar rekening-rekening Anda, Anda akan ke luar dari bisnis. Perencanaan kebutuhan uang yang realistik merupakan hal yang sangat penting. Perkiraan kebutuhan kas merupakan prioritas utama sebelum memulai bisnis ini.
3. Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan. Rencana bisnis yang terperinci mendorong Wirausaha untuk berpikir ke depan, merefleksikan, dan memutuskan bagaimana agar maju. Rencana bisnis ini harus secara tertulis.
Alasan-alasan kegagalan di atas haruslah dipertimbangkan sebelum memulai operasi suatu bisnis. Empat kategori utama (kesalahan perencanaan, rendahnya kualitas manajeman, metode bisnis yang tidak mencukupi, dan kurang dana) dapat merusak kerja keras, kreativitas yang brilian, pengambilan risiko dan kejelasan masa depan.
5. Macam-Macam Risiko
a. Menurut sifatnya dibedakan ke dalam :
a. Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, dan sebagainya.
b. Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
c. Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir, angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kAndas, pesawat jatuh, dan sebagainya. Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko penerbangan luar angkasa.
Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, sbb:
1. Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan uatu objek yang akan terkena risiko pada perusahaan asuransi.
2. Risiko yang tidak dialihkan pada pihak lain
b. Menurut sumber/penyebab timbulnya :
o Risiko intern, risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan kerja.
o Risiko ekstern, risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya.
Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko, sebagai berikut:
o Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
o Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian.
o Melakukan pengendalian terhadap risiko
o Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi)
Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam berusaha dan upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko, yaitu
a. Risiko teknis
o Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau Wirausaha dalam mengambil Biaya produksi yang tinggi (inefisien),
o Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja terlalu banyak),
o Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik,
o Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan,
o Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak serta harga jual tak berubah,
o Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja menurun,
o Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksana-an perusahaan.
keputusan. Risiko yang sering terjadi:
Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dapat ditempuh upayaupaya sebagai berikut:
1. Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang:
o Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien). Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan teknologi tepat guna atau teknologi modern.
o Keterampilan mengorganisasi (organizational skiil), yaitu kemampuan meramu yang tepat dari factor produksi dalam usaha, mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah, dan disenangi pembeli.
o Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptional skill).
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia, strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitian dan pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap memperoleh keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan ialah kepAndaian menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam dan di luar lingkup organisasi.
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran tetap.
b. Risiko pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias
gulung tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.
2. Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan.
c. Risiko kredit
Upaya untuk mengatasi hal tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai berikut:
o Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasi yang telah diketahui.
o Kemampuan untuk membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.
o Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal assets.
o Keadaan usahanya selama ini (conditions) apakah menunjukkan trend naik mendatar atau menurun.
2. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor.
3. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.
d. Risiko alam
Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada. Tetapi, bila takut
menhadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani menanggung risiko tersebut.
5. Situasi Berisiko
Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita dihadapkan pada dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui hasil yang akan diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi
risiko juga mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi kegagalan dan potensi sukses.
Seorang Wirausaha yang harus selalu mengambil keputusan dalam berbagai situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian. Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang
mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan dialami, dan seberapa jauh seorang Wirausaha dapat meningkatkan kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal. Dalam pelaksanaan pengambilan keput usan ada yang berani, ada juga yang tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang dibuatnya walaupun ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan yang dibuatnya. Ada pula yang sangat berani dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu, secara cepat mengambil keputusan yang dianggapnya peluang emas. Pengusaha seperti ini adalah pengusaha yang dipengaruhi oleh besarnya jumlah imbalan yang ditawar-kan, dan sangat tertarik oleh harapan muluk tentang hasil yang tinggi dengan sedikit usaha. Seorang Wirausaha sejati adalah yang tidak takut dalam mengambil risiko akan tetapi juga tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil selalu berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu. Unsur penting lainnya dari situasi yang mengandung risiko adalah kesediaan dalam menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun tidak. Kebanyakan ciri-ciri Wirausaha saling berkaitan, terutama mengenai sikap pengambilan risiko, ciri-ciri tersebut yaitu :
a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan atas kemampuan yang dimiliki, semakin besar pula keyakinan yang dimiliki atas kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan yang akan diambil serta semakin besar kesediaan untuk mengambil risiko.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan sendiri akan membatasi kegiatan yang akan diambil sehingga tidak akan mengahsilkan suatu putusan yang tidak sanggup untuk dilaksanakan.
Sekali lagi bahwa situasi risiko terjadi apabila seorang Wirausaha diminta membuat pilihan diantara dua alternatif atau lebih yang hasilnya tidak dapat diprediksi sebelumnya dan harus dinilai secara objektif. Sebagai pengambil risiko Anda harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, sambil mempertimbangkan kemungkinan sukses dan ruginya. Apakah akan memilih alternatif yang mengambil risiko atau alternatif konservatif tergantung kepada :
a. daya tarik dari setiap alternatif,
b. sejauhmana Anda bersedia rugi,
c. kemungkinan relatif sukses dan gagal,
d. seberapa jauh Anda dapat/mampu meningkatkan kemungkinan sukses dan mengurangi kemungkinan gagal.Ada beberapa ciri dari seorang wirausaha yang saling berkaitan, hal ini cenderung berlaku pada perilaku dalam pengambilan risiko. Kaitan tersebut antara lain :
a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi yang
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan terhadap diri sendiri.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan Anda sendiri juga penting.
6. Pengambilan Risiko
Para Wirausaha merupakan pengambil keputusan risiko yang sudah diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha menghindari situasi risiko rendah, tidak ada tantangannya dan menjauhi situasi risiko yang tinggi, karena mereka ingin berhasil. Mereka menyukai tantangan yang dapat dicapai.
? Para Wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena mereka ingin berhasil.
? Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanaan tugas-tugas yang sukar, namun realistic.
? Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai.
? Bertambah besarnya perusahaan Anda akan bertambah banyak dan ruwetlah persoalan Anda.
Para wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena mereka ingin berhasil. Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan tugas-tugas yang sukar namun realistik. Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Kebanyakan orang takut mengambil risiko karena mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan. Namun, semua tahap pekerjaan pasti akan ada risikonya. Pengambilan risiko merupakan bagian hakiki dari seorang Wirausaha. Apabila kita telah mengambil suatu keputusan dari salah satu alternatif yang ada, maka ini berarti kita telah memutuskan untuk menyisihkan alternatif-alternatif lainnya untuk tidak digunakan dalam pelaksanaan. Dalam pengambilan keputusan dari alternatif terpilih didasarkan atas pertimbangan agar dalam pelaksanaannya nanti diharapkan ini erat hubungannya dengan keinginan yang harus diderita
atau risiko.
7. Pengambilan Risiko Pribadi
Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasikan potensi sebagai Wirausaha. Seorang Wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan peluang-peluang masa sekarang
dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko yang terpenting adalah risiko yang membawa kita sebagai seorang Wirausaha untuk belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri dan perusahaan Anda. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi haruslah menantang
kemampuan dan kapasitas Anda dengan sungguh-sungguh. Merupakan suatu hal yang sulit bagi seorang Wirausaha dalam membedakan tujuan pribadi dan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian hidupnya. Pengambilan keputusan merupakan bagian yang penting dalam
pertumbuhan pribadi juga berguna dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Memikul tanggung jawab pribadi atas tindakan yang dilakukan akan mengurangi ketergantungan Anda pada pihak lain. Wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab karena mereka mempunyai kekuatan dan
kemampuan untuk menentyukan masa depan mereka sendiri. Risiko akan timbul ketika seorang Wirausaha menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakannya. Sebagai seorang Wirausaha kita tidak boleh mengambil risiko yang tidak perlu dan harus dapat menguasai emosi dalam mengambil risiko jika keuntungannya diperkirakan sama atau bahkan lebih besar daripada risiko yang terkandung. Dalam beberapa hal, kita harus menggunakan intuisi dalam menilai tindakan apa saja yang mengandung risiko karena intuisi akan dapat turut menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil apa saja yang mungkin diperoleh. Dalam pengambilan risiko pribadi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o Pengalaman pribadi selama ini dalam mengambil risiko yang terkait dengan orang-orang terdekat
o Dalam beberapa hal, juga perlu menggunakan intuisi dalam menilai tindakan apa saja yang mengandung risiko. Intuisi Anda akan ikut menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil-hasil yang mungkin akan diperoleh.
o Anda bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam hidup Anda, termasuk sukses dan kegagalan Anda sendiri. Namun sukses akan dapat diperoleh dengan lebih mudah jika Anda bersedia dan mampu meng-ambil risiko yang perlu dengan penuh perhitungan.
8. Tipologi Pengambilan Risiko
Pada tingkat-tingkat bawah perusahaan dibutuhkan pekerja-pekerja yang terampil dalam melaksanakan hal-hal yang rutin, yang mempunyai sedikit risiko. Agar perusahaan kita berkembang, kita maka harus mempunyai sumber daya yang termasuk dalam pengambil risiko tipe ini
karena perilaku mereka akan dapat diramalkan dan membawa kestabilan perusahaan. Pada tingkat manajemen menengah terdapat lebih banyak kemungkinan untuk pengambilan risiko. Manajer-manager tingkat menengah harus mendapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan
membuat perubahan-perubahan kecil dalam prosedur-prosedur dan fungsi-fungsi. Orang-orang yang berada di sini dianggap sebagai pengambil risiko. Sedangkan para Wirausaha berada pada tingkat atas
dalam struktur prusahaan, dimana harus mempunyai kemampuan untuk me-rumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis dan mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan. Beberapa Wirausaha dapat disebut praktisi karena perusahaan tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri para Wirausaha sendiri. Para Wirausaha yang mengembangkan usahanya dengan praktis karena berorientasi kepada hasil dan cukup yakin akan ideide mereka hingga berani menerima risiko demi terlaksananya ide itu. Namun mereka juga cukup praktis untuk menyadari keterbatasan dirinya dan akan membatasi kegiatan. Wirausaha yang sangat kreatif dan inovatif biasanya adalah engambil risiko yang sedang-sedang saja. Mereka bersedia menerima perubahan, mencoba berbagai alternatif dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang–bidang bisnis baru. Para Wirausaha yang sangat inovatif biasanya menjadi tokoh dalam bisnis, mereka mempunyai ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan idenya.
9. Mengevaluasi Risiko Anda
Terdapat beberapa pertanyaan bagi Wirausaha sebelum memutuskan untuk mengambil risiko, yaitu:
a. Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha tersebut? Bila usaha yang bersifat judi (gambling) keluaran (outcome) yang keluar pasti lebih besar ruginya dari pada untungnya. Untuk memulai usaha harus melalui studi kelayakan untuk memperhitungkan risiko tersebut.
b. Bagaimana risiko dapat dikurangi? Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana yang tidak ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam usaha yang masih kecil tidak perlu membuat lapangan tenis dan kolam renang. Bertindak yang efektif sehingga sasaran yang dituju akan mudah dicapai.
c. Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ? Setiap kegiatan memerlukan sumber daya manusia. Setiap orang dituntut memberikan produktivitas kerja sebaik mungkin. Hal ini hanya mungkin bila “the right man on the right place”. Untuk meningkatkan produtivitas kerja setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar baik formal, informal maupun nonformal.
d. Apakah Anda takut dalam mengambil risiko ? Orang yang pesimis masih takut. Tapi, bagi Wirausaha yang berpikir positif (optimis), risiko justru menjadi tantangan. Ibarat nelayan yang ingin menangkap ikan besar, ia harus berani menghadapi gelombang di laut terbuka. Meskipun demikian, keberanian tersebut harus diperhitungkan. Bila risiko telah melampaui 50% maka kita telah memasuki gelanggang judi.
e. Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum mengambil risiko ? Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki berbagai keterampilan (lihat risiko teknis). Selanjutnya harus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya mengambil strategi yang tepat. Setelah kemungkinan risiko yang terjadi diperhitungkan, itu harus kita ikuti dengan semangat tidak mengenal menyerah (ausdauer), ibarat kuda menarik pedati yang menempuh jarak puluhan kilometer. Semua dengan perhitungan kuantitatif serta mempertimbangkan keterbatasan sebagai seorang Wirausaha, yaitu kesehatan, waktu, keterampilan, kelelahan, usia, dan sebagainya itulah sebabnya jiwa Wirausaha hanya dimiliki oleh sebagian kecil dari kelompok nelayan. Mereka berani berumah di pinggir pantai meskipun tahu suatu saat gelombang besar akan menghempaskan. Tetapi, mereka tahu bahwa ikan besar tidak ada di darat.
MEMILIH BENTUK DAN JENIS USAHA
1. Macam-macam usaha kecil
Sebagaimana diatur dalam UU No. 9 Tahun 1999 tentang usaha kecil meliputi usaha-usaha sebagai berikut:
a. Usaha kecil formal
Usaha kecil yang dikelompokkan dalam usaha kecil formal yaitu usaha yang sudah terdaftar dan tercatat serta berbadan hukum, misalnya koperasi, CV dan lain-lain.
b. Usaha kecil informal
Usaha kecil informal adalah usaha kecil yang belum tercatat, belum terdaftar dan tidak berbadan hukum. Misalnya pedagang keliling industri rumah tangga dan lain-lain.
c. Usaha kecil tradisional
Adalah usaha kecil yang menggunakan alat produksi yang sederhana yang digunakan secara turun temurun. Misalnya pengrajin batik tulisan, pengrajin gamelan dan lain-lain.
Memilih bentuk usaha kecil
Usaha yang dimulai dengan modal kecil umumnya menurut usaha yang lebih besar. Hal ini dapat diwujudkan melalui keuletan, ketelitian dan kesabaran. Untuk itu, agar kita dapat memusatkan perhatian pada pekerjaan dengan sebaik-baiknya, kita perlu memilih bidang usaha yang paling cocok dengan kepribadian kita. Artinya, usaha itu harus mampu membangkitkan gairah kita untuk bekerja, juga harus sesuai dengan bakat, ketrampilan, pengetahuan, hobi (kesenangan) kita sebagai contoh : jika kita berencana membuka usaha ternak ayam ras, maka setidak-tidaknya kita harus seorang penyayang binatang.
Namun demikian, memilih usaha tidak boleh semata-mata berdasarkan ketrampilan atau kesenangan belaka. Faktor-faktor lain juga harus modal, kemampuan, teknologi dan tenaga kerja terampil. Perlu pula dipertimbangkan daya tarik pasar terhadap produk atau jasa yang akan kita usahakan, volume pasar dan tingkat pertumbuhanmya. Selain itu, tingkat persaingan merupakan hal yang sangat vital. Semakin sulit orang memasuki bidang usaha yang kita geluti, semakin kecil persaingan yang mungkin menghambat jalannya usaha kita.
Oleh sebab itu, sebelum kita memilih atau menentuan usaha yang akan kita geluti, terlebih dahulu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pelajari terlebih dahulu diri kita sendiri
b. Tinjau kembali apa yang telah kita lakukan
c. Berapa besar pendapatan yang dapat kita harapkan
d. Temukan ketrampilan lain yang kita miliki
e. Pahami dengan baik apa yang sedang kita kerjakan
f. Pelajari kebutuhan waktu yang kita perlukan
Untuk memudankan pelaksanaannya dapat kita kaitkan dengan pedoman 5 W + I H berikut ini:
a. What yaitu apa yang akan kita lakukan
b. Why yaitu mengapa hal tersebut kita lakukan
c. Where yaitu dimana hal tersebut akan kita lakukan
d. When yaitu kapan hal tersebut akan kita lakukan
e. Who yaitu siapa yang akan melakukannya
f. How yaitu bagaimana cara melakukannya
1) Analisis swot
Ketika hendak memulai usaha, maka yang mula-mula perlu kita lakukan adalah membuat analisis terhadap:
a) Kekuatan yang menjadi andalan usaha kita (strenght)
b) Kelemahan jenis usaha kita (weakness)
c) Peluang yang mungkin mendukung kemajuan usaha kita (opportunities)
d) Ancaman yang mungkin mengganggu kelancaran usaha (threat)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan setiap usaha dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:
a) Faktor dalam
Faktor dalam adalah faktor yang secara teknis dan logis harus dapat dikendalikan. Sebab faktor ini juga bisa merupakan kelemahan. Faktor ini antara lain:
1. Tenaga kerja
2. Produksi
3. Pemasaran
4. Keuangan
b) Faktor luar
Faktor luar adalah semua faktor dan luar yang relatif sulit dikendalikan. Faktor ini dapat merupakan peluang sekaligus ancaman. Faktor ini antara lain:
1. Persaingan
2. Kebijakan pemerintah
3. Sosial
4. Kondisi ekonomi
5. Teknologi
6. Pemasok (supplier)
2) Menentukan strategi
Setelah menyusun analisis swot, tindakan berikutnya adalah menyusun langkah-langkah atau strategi dengan melihat dan menyesuaikan kemampuan sumber daya yang kita miliki untuk mencapai tujuan yang telah kita tentukan.
Pada prinsipnya strategi yang kita jalankan harus mendukung misi yang telah kita tetapkan sebelumnya.
3) Membuat rencana pelaksanaan
Rencana pelaksanaan merupakan rincian langkah-langkah atau tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan dan strategi yang telah kita buat. Rencana pelaksanaan harus ditulis supaya menjadi semacam panduan yang baku dalam pelaksanaan strategi yang telah dibuat.
Agar kegiatan usaha mudah diingat dan mengikat, sehingga akan berlangsung efektif dan efisien, maka setiap kegiatan dan target yang akan dicapai harus dibuat dalam catatan/dokumentasi tertulis.
Dalam memilih bentuk usaha kecil secara tepat, beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Mendirikan usaha baru
Dalam mendirikan usaha yang benar-benar barn ada beberapa aspek yang perlu diketahui, yaitu:
a) Meneliti permintaan pasar dan kebutuhan pembeli
b) Kemampuan menciptakan pasar
c) Kemampuan mengatasi persaingan
d) Teknik menetapkan harga yang akan ditawarkan
e) Izin-izin yang diperlukan
f) Pengalaman dan ketrampilan khusus yang diperlukan
2) Membeli perusahaan yang telah berjalan
Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk membeli sebuah perusahaan, yaitu:
a) Mengapa pemiliknya ingin menjualnya
b) Bandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis
c) Meminta saran dan teman yang berpengalaman
d) Melihat persaingan usaha
e) Meneliti nilai aset/hartanya dengan seksama
f) Minta bantuan ahli hukum dalam pembelian
g) Lain-lain menyangkut hal-hal berikut:
- Sumber dana yang akan kita gunakan untuk membeli perusahaan
- Perlukah investasi tambahan selain biaya pengambilalihan?
- Sumber bahan baku dan kondisi tenaga kerja
- Tingkat penjualan yang telah dicapai selama ini
- Asuransi dan dokumen-dokumen yang menyangkut perusahaan
3) Melaksanakan sub-kontrak
Menurut pasal 27 UU RI No. 9/1995 tentang usaha kecil, yang dimaksud sub-kontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dan usaha menengah dan atau usaha besar yang di dalamnya usaha kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh usaha-usaha itu sebagai bagian dan proses produksinya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan sub-kontrak:
a) Sebelum menandatangani kontrak, perlu dipelajari dulu isinya dengan teliti, terutama yang menyangkut hak dan kewajiban
b) Pelajari sejauh mana batasan-batasan yang dapat atau tidak dapat dilakukan dalam hal kegiatan kontrak tersebut
c) Lihat dalam kontrak apakah kita memiliki hak menolak untuk menjual barang/jasa yang ditawarkan oleh mitra usaha kita.
4) Melaksanakan bisnis waralaba
Waralaba adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merk dagang dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manaj emen.
Karakteristik waralaba meliputi :
a) Hubungan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan atau besar bersifat kemitraan
b) Adanya penggunaan izin, penggunaan hak milik usaha dan yang memberi waralaba kepada usaha kecil yang meminta waralaba
c) Adanya bantuan bimbingan manajemen yang diberikan oleh usaha menengah dan atau besar kepada usaha kecil
Keuntungan melakukan waralaba antara lain:
a) Dapat memanfaatkan ketenaran yang dimiliki oleh perusahaan waralaba
b) Mendapatkan bantuan manajemen dan pelatihan sehingga memperkecil risiko kegagalan, dapat maju lebih cepat
c) Tingkat keuntungan lebih tinggi
Aspek-aspek yang harus diperhatikan sebelum memutuskan memberi usaha waralaba:
a) Penjual waralaba
1. Bagaimana reputasi penjual waralaba?
2. Berapa banyak perusahaan yang telah membeli waralaba?
3. Jika kita membeli waralaba yang gagal, cara apa penyebabnya
4. Bantuan apa yang diperoleh dan penjual waralaba?
b) Barang/jasa yang dimiliki perusahaan waralaba
1. Apakah barang/jsa yang dimiliki penjual waralaba telah memiliki paten dan hak cipta yang dilindungi?
2. Apakah selain kita ada orang lain yang membeli usahanya ? Berapa jumlahnya, apakah masih memungkinkan untuk berkembang jika kita membelinya?
3. Dapatkah bersaing dengan barang/jasa sejenis dan perusahaan atau merk dagang lain ? Pelajari apa kelebihan yang dimiliki oleh barang/jasa perusahaan waralaba yang akan kita beli
4. Bagaimana prospeknya untuk masa-masa yang akan datang setidaknya 3 sampai 5 tahun lagi?
5. Apakah barang/jasa dan perusahaan yang akan kita beli tidak bertentangan dengan hukum, peraturan, budaya atau agama setempat?
2. Memilih jenis usaha
a. Jenis-jenis usaha
Secara garis besar kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis usaha yaitu:
1) Jenis usaha perdagangan/distribusi
Jenis usaha ini merupakan usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan memindahkan barang dan produsen ke konsumen atau dan tempat yang mempunyai kelebihan persediaan ke tempat yang membutuhkan. Misalnya : pertokoan, warung, rumah makan peragenan, penyalur, pedagang perantara, tengkulak dan sebagainya.
2) Jenis usaha produksi/industri
Usaha produksi/industri adalah jenis usaha yang tenitama bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu barang/bahan menjadi bahan/barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Misalnya : produksi/industri pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, kerajinan, bahan bangunan dan sebagainya. Dalam hal ini, kegiatan dalam budidaya sektor pertanian/perikanan/peternakan/perkebunan dan kegiatan penangkapan ikan termasuk jenis usaha produksi.
3) Jenis usaha jasa komersial
Usaha jasa komersial merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Misalnya asuransi, bank, konsultan, biro perjalanan, pengiriman barang, bengkel, salon kecantikan, hotel dan sebagainya.
b. Memilih jenis usaha
Ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikir dan diresapi oleh wirausahawan diantaranya :
1) Bidang usaha yang pada masa lampau mengalami keberhasilan belum tentu berhasil pada masa sekarang
2) Kecakapan usaha yang dipunyai dan dikembangkan, belum tentu berguna bagi masyarakat
3) Bidang usaha yang berhasil ditangani orang lain, belum tentu berhasil kita tangani
4) Bidang usaha yang dapat berkembang di suatu daerah belum tentu dapat berkembang di daerah lain
Kondisi tersebut mengisyaratkan gejala-gejala umum yang seringkali terjadi dalam memilih jenis usaha diantaranya:
1) Kecenderungan untuk ikut-ikutan atau latah
2) Kecenderungan seseorang untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan ketrampilannya dengan maksud memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki padahal belum tentu cocok dan menguntungkan pada masa mendatang. Jadi masih perlu banyak pertimbangan.
3) Kecenderungan untuk menggunakan kesempatan yang ada atau mencoba kebutuhan-kebutuhan tersembunyi dan ini kerap berhasil
4) Kecenderungan memperoleh keberuntungan dengan keuntungan cukup tinggi. Akan tetapi jika analisanya meleset dapat menyebabkan kegagalan. Disamping itu kecenderungan semacam ini sulit dilakukan tanpa mengikuti tahapan pemikiran yang sistematis dan matang.
Dengan demikian pemilihan jenis usaha memerlukan pertimbangan yang masak serta analisa situasi ekonomi secara cermat, agar tidak terjebak pada kondisi/gejala-gejala umum yang sering terjadi sehingga dapat memperoleh kesuksesan di dalam usaha.
c. Proses pemilihan usaha
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis usaha adalah sebagai berikut:
1) Faktor keuntungan
2) Faktor penguasaan teknis
3) Faktor pemasaran
4) Faktor bahan baku
5) Faktor kerja
6) Faktor modal
7) Faktor risiko
8) Faktor persaingan
9) Faktor fasilitas dan kemudahan
10)Faktor manajemen
Faktor-faktor pertimbangan tersebut di atas merupakan salah satu tahap yang harus dilalui dalam proses pemilihan usaha. Untuk menyaring jenis usaha yang harus dipilih dapat dilakukan melalui urutan tahap-tahap berikut menurut Singgih Wibowo:
1) Tahap 1
Menghubungi rekan-rekan untuk mendapatkan informasi yang telah dipenuhi, jika belum dipenuhi, carilah cara untuk memenuhinya.
2) Tahap 2
Mencari informasi tentang jenis-jenis usaha yang mungkin dapat dilaksanakan di pasaran yang belum tersedia.
3) Tahap3
Membuat beberapa pilihan jenis usaha yang mungkin dapat dilaksanakan.
4) Tahap 4
Mengelompokkan pilihan-pilihan yang tidak sesuai dengan keinginan.
5) Tahap5
Menyingkirkan pilihan-pilihan yang tidak sesuai dengan keinginan tanpa melibatkan perasaan dan mengesampingkan pendapat-pendapat sanak keluarga yang mungkin mengganggu.
6) Tahap 6
Menyingkirkan jenis-jenis usaha yang tidak mendapatkan problem-problem, tidak menjanjikan kesempatan-kesempatan dan imbalan-imbalan finansial.
7) Tahap 7
Membicarakan kemungkinan-kemungkinan usaha yang direncanakan dengan pihak-pihak lain, seperti pengusaha setempat yang bergerak di berbagai jenis usaha, pejabat pemerintah atau pemuka masyarakat.
8) Tahap 8
Menyeleksi dengan seksama dan cermat semua jenis usaha yang lolos penyaringan dengan menggunakan faktor-faktor pertimbangan di atas, secara objektif dan rasional serta sesuai dengan kemampuan yang ada.
MENGANALISIS ASPEK-ASPEK PENGELOLAAN USAHA
A. Tujuan dan Sasaran Usaha
a. Pengertian Usaha
Usaha adalah berusaha, mengurus , mengatur kegiatan dengan bantuan segala fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Pengelolaan usaha adalah:
o Mengurus, mengatur kegiatan usaha yang dijalankan orang-orang atau badan-badan secara teratur dengan bantuan segala fasilitas untuk mencapai tujuan.
o Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian suatu usaha dengan bantuan segala fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Untuk memulai berwiraswasta itu mudah, tetapi untuk menetapkan jenis usaha yang cocok dan yang menguntungkan sangatlah sulit. Tidak sedikit dalam mengelola usaha mengalami kerugian. Faktor yang menyebabkan kegalan dalam pengelolaan usaha diantaranya:
1. tidak ada perencanaan yang tepat dan matang
2. tidak cocok minat dan bakat terhadap jenis usaha yang sedang dijalankan
3. kurang pengalaman di dalam pengelolaan usaha
4. tidak mempunyai semangat berwiraswasta
5. kurangnya dana untuk modal usaha
6. banyaknya persaingan yang tidak sehat
7. lemahnya pemasaran
8. tidak mempunyai etos kerja.
Agar tidak mengalami kegagalan di dalam kegiatan usaha, kita perlu membaca buku tentang bisnis, mengikuti ceramah-ceramah tentang usaha, mengikuti seminar dagang sebagai bahan pertimbangan di dalam pengelolaan usaha.
b. Manfaat dan Tujuan Pengelolaan Usaha.
Sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu objek rencana usaha sebelum memulai, apakah banyak menguntungkan perusahaan atau sebaliknya. Ditinjau dari suatu objek usaha yang akan dipilih dan dikelola, diharapkan:
1. Memproduksi dan memasarkan
2. Memproduksi barang dengan tepat, dapat diukur dari segi mutunya, jumlahnya dan segi manfaatnya.
3. Memperoleh keuntungan.
Oleh karena itu seseorang pengelola usaha dalam menetapkan objek usaha bisnisnya terlebih dahulu perlu menyusun rencana yang mantap dan mencakup:
1. Penelitian usaha
2. Pencarian informasi usaha
3. Pembuaaun pedoman usaha
4. Pembuatan program usaha
5. Pembuatan anggaranusaha
Seseorang pengelola usaha harus dapat memuaskan keinginan para konsumen terhadap produk yang dibelinya. Dasar pemikiran dalam memuaskan konsumen oleh seorang pengelola usaha, adalah:
1. kualitas produk yang diinginkan
2. manfaat produk yang diinginkan
3. kebutuhan prroduk yang terus menerus.
Manfaat pengelolaan usaha, diantaranya adalah:
1. menyiapkan dan menyediakan bermacam-macam barang dan jasa untuk kepentingan konsumen
2. mengubah bahan baku menjadi bahan jadi yang sangat berguna untuk konsumen
3. ikut serta mengurangi pengangguran
4. ikut serta mengentaskan kemiskinan
5. meningkatkan kegunaan serta manfaat barang
6. meningkatkan taraf hidup angota masyarakat
7. memajukan ekonomi bangsa dan negara
8. mengatasi kesenjangan sosial dalam masyarakat
9. memberi suatu keuntungan bagi penglola usaha sendiri berupa laba
10. meningkatkan pemasukkan pajak terhadap negara.
Tujuan pengelolaan usaha dijalankan pengusaha, adalah:
1. meningkatkan kepeloporan, berusaha secara profesioal
2. mencari keuntungan atau laba, keuntungan adalah tujuan utama.
3. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan nilai guna produk.
4. meningkatkan pelayanan, perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat meningkatakan atau yang mempertinggi nilai atau manfaat produk yang ditawarkan berikut pelayananya.
5. meningkatkan kepuasan, kepuasan sangat penting, terutama kepuasan individu, baik secara moral maupun secara material.
c. Ruang Lingkup Pengelolaan Usaha.
Dilihat dari segi fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah:
a. kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha-usaha membuat rencana, membuat ikhtisar lengkap dan terperinci mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk dikerjakan.
b. Pemikiran untuk mempertimbangkan, menentukan, mengatur fakor-faktor yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu kegiatan dalam bekerja
c. Keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapaian tujuan usaha yang telah ditetapkan sebelumnya.
Seseorang pengelola usaha harus memikirkan, menimbang, memutuskan serta menentukan :
a. apa yang akan dikerjakan
b. kapan pekerjaan itu akan dikerjakan
c. bagaimana cara melaksanakan pekerjaan itu
d. jumlah karyawan yang diperlukan.
Persiapan perencanaan untuk tindakan-tindakan yang akan dijalankan oleh seseorang pengelola usaha, diantaranya:
a. orang-orang/tenaga kerja
b. dana/keuangan yang diperlukan
c. fasilitas yang diperlukan
d. kebijakan dalam pengelolaan usaha
e. metode dalam pengelolaan usaha
f. bahan yang diperlukan
g. prosedur dalam mengerjakannya
h. program dalam pengelolaan usaha.
Dalam perencanaan pengelolaan usaha, seseorang pengusaha perlu memperhatikan cara membuat perencanaan, di antaranya:
a. rasional, harus berdasarkan hasil pemikiran yang masuk akal dan logika atau rasional.
b. Faktual, berdasarkan fakta-fakta yang objektif dan melalui penelitian, serta pertimbangan-pertimbangan yang tepat.
c. Berkesinambungan, tidak hanya untuk skali pakai, tetapi harus dipergunakan secara terus menerus.
d. Fleksibel, harus luwes dan dapata mengikuti situasi dan kondisi usaha pada jaman sekarang.
Manfaat perencanaan yang baik adalah:
a. alat pengawasan
b. alat pengendalian
c. kegiatan usaha dapat dikerjakan secara lebih ekonomis
d. kegiatan usaha akan lebih tertib dan teratur
e. kegiatan usaha lebih aman dan sesuai dengan tahapan pekerjaanya.
Macam-macam perencanaan:
a. Dilihat dari jangka waktu, perencanaan jangka pendek dan perencanaan jangka panjang.
b. Dilihat dari ruang lingkup, perencanaan fisik, perencanaan fungsional dan perencanaan seluruh aspek.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah suatu fungsi manajemen yang dipandang sebagai alat yang dipakai oleh orang-orang atau anggota organisani untuk mencapai suatu tujuan.
Ciri-ciri dalam pengorganisasion, adalah:
a. terdapat sekelompok orang yang saling mengenal
b. dalam organisasi hanya mempunyai sau tujuan
c. tiap anggota berusaha menyumbangkan pikiran dan tenaganya
d. mereka mempunyai wewenang dan tanggungjawab
e. mereka bekerja saling berhubungan dan merupakan suatu kesatuan.
Prinsip-prinsip penyusunan organisasi, adalah:
a. adanya penetapan tujuan
b. adanya pembagian kerja atau tugas
c. adanya kesatuan pemerintah atau komando
d. adanya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
Manfaat pengorganisasian dalam pengelolaan usaha adalah:
a. mempertegas hubungan antara anggota yang satu dengan yang lain
b. sebagai pedoman pelaksanaan yang baik dan setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa harus bertanggung jawab.
c. Setiap anggota organisasi dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya.
d. Akan terciptanya hubungan yang baik antara anggota organisasi
e. Adanya pendelegasian wewenang secara tegas.
f. Adanya rentang kekuasaan dan pengawasan
g. Adanya tingkat kekuasaan koordinasi
3. Penggerakkan (actuating)
Pergerakkan adalah menggerakkan pegawai untuk mau bekerja dengan penuh kesadaran, melaksanakan kegiatan sebagaimana yang telah disiapkan oleh perencanaan dan pengorganisasian.
Pergerakkan dapat dilakukan dengan cara:
a. memberikan perintah atau instruksi
b. mengadakan komunikasi dengan pegawai
c. memenuhi keinginan para pegawai
d. menjalankan pengawasan dalam kegiatan kerja
e. memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap para pegawai
f. mengadakan musyawarah dengan para pegawai
g. berusaha dan menimbulkan partisipasi para pegawai
h. meningkatkan hubungan baik antara sesama korp pegawai
Prinsip-prinsip kegiatan actuating dalam pengelolaan usaha, diantaranya:
a. Memperlakukan manusia dengan sebaik-baiknya
b. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
c. Menghargai hasil pekerjaan yang baik dari para pegawai
d. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan para pegawai
e. Mengusahakan keadilan tanpa pilih kasih terhadap para pegawai
f. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup kepada pegawai.
Sasaran dan tujuan actuating, adalah:
a. untuk mendapatkan ketaatan, kepatuhan, dan kesediaan orang-orang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
b. Agar manajemen usaha itu berhasil secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hal pentingnya penggerakan dalam pengelolaan usaha, antara lain, adalah:
a. pengelolaan usaha akan berhasil apabila menggerakkan orang-orang yang kompeten dengan tepat
b. orang-orang merupakan unsur yang pertama dan utama dalam pelaksanaan pengelolaan usaha
c. pengawsan akan efektif dan efisien, karena digunakan untuk membina dan membantu orng-orang dalam mencapi tujuan
d. perencanaan akan berhasil dengan baik, karena orang-orang menyatukan dan menghitung kegiatan-kegiatan secara bersama
e. organisasi akan berhasil dan efektf, apabila orang-orang dapat bekerjasama secara tertib dan harmonis.
4. Pengawsan (controlling)
Pengawasan adalah:
a. pengukuran dan pengkoreksian semua tindakan yang dilakukan para pegawai untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
b. mengamati, menganalisis arah gerak beserta hasil-hasilnya dan mengetahui bilamana, dimana dan bagaimana menanggulangi penyimpangan dalam kegiatan usaha
c. tindak lanjut dari fungsi-fungsi menajemen lainnya dan berpedoman pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengkoordinasian.
Langkah-langkah dalam menjalankan pengawasan, adalah:
a. penentuan apa yang akan dicapai dalam organisasi pengelolaan usaha
b. memperbaiki tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan standar kerja
c. apabila ditemukannya penyimpangan dalam pengelolaan usaha, maka perlu adanya tindakan perbaikan. Ada dua kemungkinan penyebab terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan usaha, antara lain:
1. karyawan tidak mampu menyesuaikan diri dengan standar kerja
2. standar kerja yang ditetapkan mungkin terlalu berat untuk dikerjakan para karyawan.
Dengan adanya fungsi pengawasan, maka perlu diadakannya tindakan-tindakan perbaikan berupa:
a. perbaikan metode kerja
b. perbaikan susunan tenaga kerja
c. perbaikan standar kerja
d. perbaikan perintah dan instruksi
e. perbaikan kebijakan pengelolaan usaha.
CARA MEMPEROLEH PERMODALAN
Permodalan Usaha
Berkaitan dengan sumber daya finansial, seorang wirausahawan dapat memperoleh modal melalui cara:
1. Meminjam dan lembaga-lembaga keuangan yang ada misalnya bank
2. Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain
Bentuk-bentuk kerjasama tersebut antara lain:
1. General partnership dimana semua anggota ikut aktif mengelola usaha dan setiap anggota memiliki tanggung jawab yang sama terhadap perkembangan usaha
2. Limitet partnership dimana tidak semua anggota aktif dalam mengelola usaha dan tanggungjawab setiap anggota tidak sama besar
Untuk menjalin usaha kerjasama, perlu adanya kesepakatan antara kedua belah pihak. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam bentuk persetujuan yang dibuat di depan notaris. Pada umumnya hal-hal yang termuat dalam persetujuan adalah sebagai berikut:
1. Nama-nama partner
2. Jumlah penyertaan modal
3. Masa berlakunya persetujuan
4. Pembagian keuntungan dan kerugian
5. Prosedur penambahan partner
6. Prosedur pemberhentian partner
7. Penambahan karyawan
8. Tanggung jawab dan wewenang
1. Macam-macam kredit
Untuk mendapatkan modal harus dapat meminjam dan pihak lain di luar perusahaan dengan status utang. Dalam hal mi pemerintah merupakan pihak luar yang menyediakan pinjaman modal tambahan melalui bank dengan persyaratan ringan. Lalu apakah sebenarnya yang dimaksud dengan kredit?
Kredit adalah suatu pemberian prestasi dan suatu pihak ke pihak lain yang akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu disertai dengan suatu kontraprestasi, yang berupa bunga. Dengan kata lain, uang atau barang yang diterima sekarang akan dikembalikan pada masa yang akan datang. Ada beberapa macam kredit yang dapat diberikan kepada pengusaha kecil, antara lain sebagai berikut:
a. Kredit Investasi Kecil (KIK)
Kredit investasi kecil (KIK) adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan kepada wirausahawan atau pengusahan pribumi golongan ekonomi lemah guna membiayai barang modal untuk keperluan rehabilitas perusahaan, modernisasi perusahaan, perluasan usaha dan proyek baru. KIK hanya diberikan kepada:
1) Pengusaha kecil, pengusaha pribumi, atau yang digolongkan perusahaan pribumi
2) Kalangan profesi pribumi, seperti dokter, pengacara dan lain-lain yang memperhatikan izin usaha/praktik. KIK ini disebut juga KIK profesi
b. Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP)
Kredit modal kerja permanen adalah kredit yang diberikan kepada wirausahawan atau pengusaha pribumi golongan ekonomi lemah yang membiayai barang modal untuk keperluan modal kerja. Contohnya : untuk bahan baku, bahan pembantu, upah atau gaji dan sebagainya.
Adapun persyaratan umum untuk memperoleh KIK dan KMKP adalah:
1) Pengusaha pribumi
2) Pengusaha atau perusahaan golongan ekonomi lemah
3) Mempunyai usaha yang jelas
4) Ada izin usaha atau sedang dalam penyelesaian
5) Tidak sedang menikmati kredit dan bank lain
6) Tidak termasuk daftar hitam atau daftar kredit rangkap atau daftar kredit macet, menurut catatan pihak bank
c. Kredit kelayakan
Kredit kelayakan merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha pribumi golongan ekonomi lemah berdasarkan penilaian atas keberhasilan usaha, dapat bermanfaat bagi masyarakat dan sesuai kebijaksanaan pemerintah.
Koperasi yang telah memiliki unit usaha yang mampu melaksanakan pekerjaan pemborongan/pembelian, juga termasuk pihak yang meminjam kredit kelayakan. Kredit kelayakan mi dapat juga diberikan kepada perusahaan kecil dengan jenis usaha tertentu, yaitu:
1) Usaha produksi barang-barang ekspor
2) Usaha produksi dan distribusi sembako
3) Proyek-proyek inpres dan usaha-usaha yang ditetapkan dalam Kepper No. 14A Tahun 1980
Bank-bank yang dapat memberikan kredit (KIK, KMKP dan kredit kelayakan) adalah bank umum pemerintah, bank pembangunan Indonesia, bank umum swasta yang telah mendapat persetujuan bank Indonesia dan pembangunan daerah. Agar pelaksanaan pemberian kredit mi terkoordinasi maka diadakan prioritas bagi sebuah bank tertentu untuk melayani bidang tertentu, misalnya BNI 1946 hanya melaksanakan pemberian kredit di bidang perindustrian dan perdagangan, BRI hanya melaksanakan pemberian kredit di bidang perindustrian dan pertanian dan lain sebagainya.
2. Persyaratan umum pengajuan kredit
Syarat-syarat pengajuan kredit adalah sebagai berikut:
a. Pemohon adalah seorang pengusaha kecil atau pengusaha pribumi, memiliki atau sedang mengajukan izin usaha, memiliki jaminan yang dapat dipertanggungjawabkan, memiliki bukti pembayaran pajak, akta pendirian usaha
b. Kredit yang diajukan benar-benar digunakan untuk kegiatan/usaha produktif
c. Mengajukan permohonan tertulis dengan dilengkapi dengan syarat-syarat di atas
3. Pengajuan kredit
Kredit berasal dan bahasa Latin credere yang berarti percaya. Dasar dan pemberian kredit adalah kepercayaan. Jadi pihak yang memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan secara tertulis.
Mengajukan permohonan ke bank tidaklah sulit. Mendapatkan formulir, mengisinya, melengkapi syarat-syarat kemudian mengirimkannya ke bank. Tetapi ternyata banyak pengusaha kecil gagal mendapatkan kredit dan bank. Dalam hal ini bank berkesimpulan bahwa calon debitur (calon penerima kredit) tidak cukup layak mendapatkan kredit. Jadi yang menjadi masalab bagaimana agar pihak bank yakin dan memutuskan untuk memberikan kredit atau istilah populemya kredit mencair.
Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi penilaian kredit (yang lazim disebut the five c ‘s of credit atau 5C) adalah sebagai berikut:
a. Character (kepribadian atau watak)
Sifat atau karakter calon debitur (peminjam) ikut mempengaruhi apakah ia layak/dapat dipercaya untuk menerima kredit atau tidak. Risiko yang diperkirakan bank dan faktor karakter adalah moral risk, yaitu karena moral debitur. Misalnya debitur tidak dapat membayar atau tidak dapat mengangsur tepat waktunya, atau misalnya lan dan tanggung jawab terhadap utangnya. Untuk itu calon debitur harus dapat meyakinkan pihak bahwa ia akan berpegang teguh pada janjinya dan akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan kelayakan usahanya sehingga ada jaminan bahwa pinjaman pasti dikembalikan sesuai perjanjian.
b. Capability (kemampuan dan kesanggupan)
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan riil dan debitur yang dapat diwujudkan dalam usaha berikut ini:
1) Kemampuan manajerial yang menunjukkan kemampuan mengelola perusahaan dengan sehingga dapat berkembang
2) Kemampuan untuk membayar kembali kredit yang ditinjau dan:
a) Aspek pembelanjaan perusahaan
b) Aspek likuiditas
c) Aspek rentabilitas
d) Aspek solvabilitas
Untuk dapat meyakinkan pihak bank, dalam hal mi calon debitur harus mampu menunjukkan adanya dokumen yang menggambarkan hasil studi ,kelayakan bagi usaha yang akan didirikan.
c. Capital (modal atau kekayaan)
Penilaian terhadap debitur atas besarnya kemampuan modal dan kekayaan perusahaan. Untuk meyakinkan pihak bank, calon debitur harus memberikan bukti bahwa sebagian besar dan kebutuhan modal telah dikeluarkan dan kantong sendiri. Hal ini membuktikan bahwa calon debitur sendiri percaya bahwa usaha yang akan didirikan mempunyai prospek cerah.
d. Condition (kondisi)
Penilaian terhadap kondisi ekonomi pihak nasabah. Dalam hal ini agar dapat meyakinkan pihak bank. Calon debitur harus menunjukkan kesiapannya untuk berusaha dan bukan sekedar main-main atau ikut-ikutan tetapi memang telah melalui perhitungan masak-masak.
e. Collaretal (jaminan)
Usaha untuk mengamankan kredit. Jaminan dapat berupa barang-barang bergerak maupun tidak bergerak. Dalam hal ini, calon debitur harus mampu memberikan jaminan agar dapat meyakinkan pihak bank. Agunan/jaminan dapat berupa tanah, rumah, polis asuransi, surat-surat berharga dan sebagainya.
4. Prosedur kredit
Untuk mendapatkan kredit dan bank, maka calon debitur harus melalui beberapa prosedur antara lain sebagai berikut:
a. Pengajuan permohonan kredit
Permohonan kredit hendaknya diajukan kepada kantor cabang bank pelaksanaan. Dalam hal ini pemohon kredit harus mengetahui bahwa tidak semua bank menyalurkan kredit untuk semua sektor usaha. Tiap bank melayani sektor-sektor usaha tertentu. Informasi tentang jenis (nama) bank yang sesuai dengan usaha yang dilakukan dapat diperoleh melalui kantor dinas koperasi, perdagangan, perindustrian atau salah satu bank pemerintah.
b. Melengkapi dokumen
1) Akta pendirian usaha
2) Izin usaha (SIUP)
3) Tanda daftar perusahaan (TDP)
4) Fotokopi KTP pemohon kredit
5) Laporan keuangan pemohon kredit (bagi permohonan tambahan permohonan perpanjangan kredit)
6) Fotokopi rekening (kalau ada)
7) Dokumen jaminan yang diajukan (fotokopi/asli)
8) NPWP (nomor pokok wajib pajak)
9) SITU (surat izin tempat usaha)
10) AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan)
Secara umum syarat-syarat harus dilampirkan dalam pengajuan kredit
antara lain:
1) Kelengkapan dokumen-dokumen yang hams dilampirkan
2) Pengisian formulir
3) Pembuatan proposal pengajuan kredit
Setelah persyaratan dilengkapi, kemudian diajukan ke bagian kredit dengan menyerahkan berkas permohonan kredit. Berkas tersebut akan diperiksa tentang kelengkapannya dan apabila persyaratan masih ada yang kurang dan diberitahukan untuk dilengkapi pemohon.
c. Penelitian
Penelitian adalah pemeriksaan oleh petugas bank selaku analisis kredit atas objektivitas proposal kredit yang dibuat oleh pemohon kredit. Tujuan analisis kredit adalah datang ke lokasi usaha adalah sebagai berikut:
1) Memeriksa secara fisik tentang hal-hal yang tertulis dalam dokumen
2) Mengadakan wawancara dengan pimpinan perusahaan
3) Mengadakan wawancara dengan para karyawan
Hasil penelitian digunakan sebagai bahan dalam analisis kredit untuk mengolah, menganalisis, membuat interpretasi dan membuat kesimpulan serta merekomendasikan kepada pimpinan bank bahwa pemohon tersebut layak atau tidak untuk diberikan kredit. Keputusan selanjutnya ada di pihak bank.
d. Keputusan
Berdasarkan rekomendasi dan analisis kredit, pimpinan bank memberi keputusan untuk mengabulkan atau menolak permohonan kredit. Pemohon akan mendapat pemberitahuan tentang permohonan kredit yang diterima atau ditolak dan pihak bank.
e. Pencairan kredit
Merupakan prosedur yang harus dilalui untuk mengambil uang kredit. Pencairan kredit dilakukan dengan menandatangani akad kredit. Akad kredit adalah akta perjanjian kredit yang harus ditandatangani pemohon kredit beserta perjanjian.
Hal-hal yang diuraikan dalam akad kredit adalah sebagai berikut:
1) Nominal kredit yang diambil
2) Besarnya suku bunga
3) Jangka waktu pengembalian
4) Cara pembayaran kembali
5) Jenis dan jumlah barang jaminan
6) Asuransi kredit dan asuransi jiwa
7) Sanksi atas keterlambatan pengembalian kredit dan lain-lain
TATA CARA PENGURUSAN PERIZINAN USAHA
B. Izin Usaha
Ada berbagai macam izin usaha yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan. Hal ini tergantung pada jenis usahanya dimana setiap daerah memiliki prosedur perizinan tersendiri. Izin usaha industri dan perdagangan seperti izin prinsip, izin penggunaan tanah, izin mendirikan bangunan dan lain telah dibahas pada modul B2. Untuk itu pada modul ini lebih menitikberatkan pada persiapan administrasi pengurusan izin usaha.
Mengurus surat izin usaha merupakan kewajiban mutlak bagi setiap pemilik tanah. Sebab surat izin usaha selain sebagai tanda pemilikan usaha juga dimaksudkan sebagai sarana untuk membina, mengarahkan dan mengawasi usaha. Sementara itu, bagi usaha kecil, perizinan usaha demikian itu dimaksudkan selain untuk menjaga ketertiban usaha dan kelancaran arus barang & jasa juga untuk memperoleh kepastian dalam berusaha.
Berkaitan dengan perizinan usaha yang saat ini berlaku di wilayah Indonesia, ada ketentuan yang mengatur bahwa untuk usaha tertentu tidak perlu mendapat izin. Misalnya usaha yang dijalankan masyarakat yang tergolong usaha informal dan tradisional yang belum berkembang. Peraturan pemerintah daerah yang berhubungan dengan pemberian surat-surat izin usaha di bidang perdagangan antara lain:
1. Akta pendirian
Langkah pertama untuk mendirikan usaha/perusahaan yang sifatnya formal adalah membuat akta pendirian perusahaan yang dilakukan di depan lembaga resmi. Dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat di depan notaris, antara lain tercantum hal-hal berikut:
a. Tanggal pendirian perusahaan
b. Bentuk dan nama perusahaan
c. Nama para pendiri
d. Alamat tempat usaha
e. Tujuan pendirian usaha
f. Besamya modal usaha
g. Kepengurusan dan tanggung jawab anggota pendiri usaha
h. Tahun buku dan sebagainya
Akta pendirian tersebut dibubuhi materai, kemudian ditandatangani pendiri perusahaan, saksi dan notaris. Oleh notaris, akta pendirian tersebut didaftarkan ke pengadilan negeri setempat.
2. Surat izin tempat usaha (SITU)
Untuk menyelenggarakan usaha diperlukan tempat usaha yang rnemadai dan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang gangguan maka diperlukan SITU yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. SITU harus dimiliki oleh perusahaan, baik yang berbentuk perseorangan, CV maupun perseroan terbatas. Adapun syarat-syarat permohonan SITU adalah:
a. Fotokopi akta pendirian perusahaan
b. Denah tempat kedudukan usaha
c. Surat persetujuan/tidak keberatan dan tetangga yang diketahui oleh ketua RT, RW, lurah dan camat
d. Fotokopi KTP
e. Surat bukti pelunasan PBB
Adapun prosedur pengurusan SITU, diantaranya:
a. Terlebih dahulu meminta izin para tetangga di sekitarnya, kiri kanan dan depan belakang
b. Jika sudah memperoleh izin dan para tetangga dan sudah diketahui oleh RT, RW, selanjutnya diteruskan ke kelurahan dan kecamatan untuk memperkuat izin tempat usaha
c. Permohonan surat izin dan para tetangga yang sudah diketahui oleh lurah dan camat, diteruskan ke kotamadya/kabupaten untuk memperoleh SITU yang setiap tahun sekali dilakukan registrasi (daftar ulang)
d. Membayar biaya izin dan leges, berdasarkan Perda Nomor 17/PD/i 976, Nomor 35/PD/1977 dan Nornor 09 Tahun 1986.
Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib rnentaati syarat-syarat tertuang dalam SITU, yaitu:
a. Keamanan
1) Dalam perusahaan harus disediakan alat pemadam kebakaran
2) Perusahaan yang kegiatannya menyediakan bahan-bahan yang mudah terbakar, harus menyimpan barang-barang tersebut dengan aman
3) Bangunan perubahan harus terdiri atas bahan-bahan yang tidak mudah terbakar
4) Harus mengikuti dan rnentaati undang-undang keselamatan kerja
b. Kesehatan
1) Harus memelihara dan menjaga kebersihan dan kesehatan
2) Harus menyediakan tempat kotoran/sampah yang tertutup
3) Harus mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup
4) Harus menyediakan alat-alat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
c. Ketertiban
1) Harus menjaga ketertiban
2) Kegiatan perusahaan hanya dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah daerah
3) Melebihi ketentuan jam kerja, dapat dilakukan dengan izin khusus
4) Dilarang menyimpan barang-barang yang di pinggir jalan umum
5) Penggunaan bangunan usaha harus sesuai dengan peraturan pemerintah daerah tempat perusahaan berdomisili
d. Syarat-syarat lain
1) Perusahaan diwajibkan untuk mengutamakan tenaga kerja dan penduduk di sekitarya yang mempunyai KTP
2) Harus menjaga keindahan lingkungan dan mengadakan penghijauan
3. Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha di bidang perdagangan dan jasa. SIUP diberikan kepada para pengusaha baik perorangan, firma, CV, PT, koperasi, BUMN dan sebagainya. Tata cara mendapatkan SIUP bagi usaha kecil cukup sederhana, yaitu:
a. Datang ke bagian urusan perizinan, kantor wilayah departemen perindustrian dan perdagangan daerah tingkat II setempat
b. Mengisi dan mengajukan Surat Pengajuan Izin (SPI) dengan melampirkan persyaratan seperti:
1) Copy/salinan akte notaris tentang pendirian usaha
2) Copy KTP pemilik/penanggung jawab perusahaan
3) Pasfoto pemilik/penanggung jawab perusahaan sebanyak 4 lembar ukuran 3 x 4 cm
4) Salinan SITU dan NPWP
c. Menyerahkan kembali formulir dan persyaratan lainnya kepada petugas bagian perizinan.
Dalam pelaksanaannya ada beberapa kewajiban yang dibebankan kepada pemilik SIUP diantaranya sebagai berikut:
a. Pemilik SIUP wajib melaporkan kepada:
1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan atau Kepala Kantor Departemen Perdagangan yang menerbitkan SIUP. Apabila perusahaan tidak lagi melakukan kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dengan pengembalian SIUP
2) Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan setempat mengenai:
a) Pembukaan cabang/perwakilan perusahaan
b) Penghentian kegiatan atau menutup cabang/perwakilan perusahaan
b. Perusahaan wajib memberikan data informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diperlukan oleh menteri atau pejabat berwenang
c. Perusahaan wajib rnembayar uang jaminan dan biaya administrasi perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku
4. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
NPWP adalah suatu sarana dalarn administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak setiap perusahaan wajib mendaftarkan diri pada kantor pelayanan pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan wajib pajak. Selain untuk pengenal diri, NPWP ini juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Adapun syarat-syarat untuk memperoleh NPWP adalah:
a. Fotokopi akta pendirian usaha
b. Fotokopi SITU
c. Fotokopi KTP atau SIM atau paspor salah seorang pengurus
d. Surat kuasa (bagi yang diwakilkan)
Untuk mendapatkan NPWP kita perlu mendatangi kantor pelayanan pajak, untuk mengisi permohonan mendapat NPWP. Blanko permohonan NPWP berikut penuntun pengisian formulir pendaftaran wajib pajak sudah disediakan kantor pajak.
5. Nomor registrasi perusahaan (NRP)
Nomor registrasi perusahaan disebut juga Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Setiap perusahaan wajib mendaftarkan perusahaannya agar rnempunyai NRP. Untuk mendapatkannya harus mengajukan permohonan ke kantor wilayah departemen perdagangan propinsi atau ke kantor pendaftaran perusahaan tingkat I kotamadya/kabupaten. Selanjutnya akan diberi formulir model G apabila perusahaannya sudah didaftarkan.
Adapun syarat-syarat pengajuan NRP:
a. Fotokopi KTP
b. Fotokopi akta pendirian perusahaan
c. Fotokopi surat izin usaha
d. Fotokopi NPWP
6. Nomor rekening bank (NRI3)
Syarat-syarat pengajuan NRB adalah:
a. Fotokopi KTP
b. Contoh tanda tangan pimpinan dan bendahara
c. Tanda bukti setoran
d. Lembar pembentukan setoran
MODAL
a. Pengertian modal :
Adalah seluruh barang ( aset ) / kekayaan ( aktiva )yang masih ada dalam perusahaan.
Menurut Prof. Polak :
Modal adalah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang perusahaan. Barang modal adalah : barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan. Sehingga terdapat pada neraca sebelah kredit.
enurut Prof Bekker :
- Dalam neraca, modal terdiri dari modal konkrit dan modal abstrak. Modal konkrit adalah : modal yang terdapat dalam perusahaan di neraca sebelah debet. Modal abstrak adalah : modal yang merupakan daya beli / nilai tukar ( tercatat di neraca sebelah kredit ).
- menurut bentuknya : kekayaan disebelah debet neraca disebut modal aktif, modal menurut sumbernya : kekayaan yang ada disebelah kredit neraca disebut modal pasif.
Modal aktif termasuk modal konkrit yang dicatat di sebelah debet neraca, modal pasif ( abstrak ), dicatat disebelah kredit neraca.
b. Modal Aktif :
dibedakan menjadi 3
1. aktiva lancar adalah :
- aktiva yang habis dalam satu kali proses produksi dan proses perputarannyadalam jangka pendek ( kurang dari 1 tahun ).
- aktiva yang mudah dijadikan uang dalam waktu pendek.
- unsurnya : kas / bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, penghasilan yang masih harus diterima ( piutang penghasilan ), beban bayar di muka.
2. Aktiva tetap adalah :
- aktiva yang tahan lama, yang secara berangsur-angsur habis dalam proses produksi, dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun.
- aktiva tetap yang tidak habis dalam proses produksi adalah tanah lokasi perusahaan ( tidak mengalami penyusutan ).
- unsur aktiva tetap : tanah, bangunan, kendaraan, mesin-mesin, peralatan / perabotan kantor dan harta / aktiva tetap tidak berwujud ( hak yang dimiliki perusahaan yang mempunyai nilai seperti : hak patent, hak merk dagang, hak copi right, hak cipta / karya seni, good will dsb ).
3. aktiva lain-lain adalah :
aktiva yang tidak termasuk aktiva lancar maupun aktiva tetap. Seperti aktiva dalam proses.
c. Modal pasiva :
1. Dilihat dari segi asalnya ada 2 :
- Modal sendiri ( Modal Badan Usaha ) adalah : modal dari perusahaan itu yang terdiri dari : modal pemilik / peserta, saham portofolio, laba / cadangan.
- modal asing ( modal kreditur ) adalah : modal yang berasal dari kredit yang merupakan utang bagi perusahaan.
2. Menurut penggunaannya :
- modal pasif jangka pendek :
tertentu waktunya : kredit wesel, kredit dagang, kredit penjual, kredit pembeli tidak tentu waktunya : kredit rekening koran.
- modal pasif jangka panjang :
Tertentu waktunya : obligasi & hipotik. Tidak tertentu waktunya : modal saham & modal induk yang tertanam dalam perusahaan selama hidup.
II. TEKNIK DASAR & PROSEDUR MODAL USAHA :
4. Modal dilihat dari asal sumbernya : ada 2 yaitu sumber internal dan sumber eksternal.
Modal yang berasal dari sumber internal:
a. Dari pendiri / pemilik usaha.
b. Setoran para pemegang saham.
c. Keuntungan / laba usaha.
d. Keuntungan dari penjualan surat-suratberharga, penjualan harta lain yang tidak dipakai.
Fungsi modal sendiri ( internal ) :
- Biaya proses produksi.
- Menutup kerugian jika rugi
- Memberi kredit pihak lain ( investasi )
- Mempertahankan likuiditas.
Modal yang berasal dari sumber eksternal :
d. kredit bank
e. kredit non bank.
5. Modal dilihat dari bentuk / wujudnya : ada 2 yaitu modal investasi dan modal kerja :
Modal investasi adalah : modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka waktu lama yang terdiri atas alat produksi tahan lama. Modal investasi digunakan untuk perbaikan dan penambahan barang modal (capital good’s) tidak untuk modal kerja.
Kebutuhan modal investasi sifatnya terus menerus untuk menjalankan perusahaan, maka dibiayai dengan modal sendiri dan kredit jangka panjang.
Modal investasi ini dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a. Inves gedung, tanah, mesin – mesin, peralatan yang lain.
b. Inves tanah untuk tempat ibadah, parkir, perumahan karyawan.
c. Inves pengenalan produk baru.
d. Inves penggantian mesin/ alat yang rusak atau habis masa ekonomisnya.
Setiap rencana penempatan modal investasi harus ditaksir dengan cash flow ( aliran kas ) yang akan ditimbulkannya. Cash flow / aliran kas ini ada 2 :
- Aliran kas keluar : untuk biaya investasi.
- Aliran kas masuk : merupakan hasil investasi
Modal kerja adalah : modal tertanam dalam aktiva lancar.
Aktiva lancar adalah : aktiva/harta/kekayaan yang mudah di cairkan ( dijadikan uang ). Jangka waktu < 1 tahun. Modal kerja ( working capital ) selalu dibutuhkan selama perusahaan beroperasi dan terus berputar dalam kegiatan usaha.
Working capital ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
b. Gross working capital : jumlah selruh aktiva lancar.
c. Net working capital : jumlah kelebihan aktiva diatas jumlah kelebihan hutang lancar.
Unsur-unsur modal kerja :
- Kas / bank
- Surat-surat berharga
- Piutang,
- Persediaan,
- Penghasilan yang harus diterima, ( piutang penghasilan )
- Beban bayar dimuka.
Cara menghitung dan menetapkan modal kerja : ada 2
1. Berdasar jangka waktu keterlibatan : Modal dihitung berdasar keterikatan dana perkomponen modal kerja sejak ditanamkan sampai menjadi uang tunai dan siap dipakai lagi.
2. berdasarkan tingkat perputaran modal : Modal dihitung dari tingkat perputaran macam-macam komponen modal kerja.
III. INFORMASI PENGAJUAN KREDIT :
1. Pengertian kredit adalah :
Pemberian prestasi oleh suatu pihak pada pihak lain yang akan di kembalikan kembali pada suatu masa tertentu, disertai kontra prastasi berupa bunga.
Uang atau barang yang diterima sekarang akan dikembalikan pada masa yad. Dalam il. Ekonomi, kredit adalah. penundaan pembayaran.
Dalam pemberian kredit ada 2 pihak yang berkepentingan
- Pihak pemberi kredit disebut kreditur
- Pihak penerima kredit disebut debitur.
Semua orang tentu tidak suka mempunyai utang,namun ada alasan mendasar perusahaan ingin memperoleh kredit. Diantaranya untuk pengembangan usaha, sementara kemampuan modal sendiri sangat terbatas. Faktor terpenting dalam pemberian kredit adalah kepercayaan Bank pada nasabah ( calon penerima kredit ) yang didasarkan pada :
a. Kejujuran & iktikad baik: / carakter
Faktor kejujuran & iktikad baik yang akan mengembalikan pinjamannya dengan tepat waktu.
b. Permodalan : / Capital.
Keadaan modal nasabah yang memadahi tampak dari adanya asas biaya usaha yang sehat. Modal nasabah tidak hanya dilihat besar kecilnya modal, tetapi bagaimana distribusi modal itu ditempatkan.
c. Kemampuan : / Capacity.
Kemampuan nasabah untuk melunasi kredit beserta bunganya sesuai waktu yang sudah ditetapkan / dijanjikan. Bank perlu tahu bagaimana cara nasabah melunasi / mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Hal ini dapat dilihat dari kelancaran usahanya.
d. Jaminan : / Collateral.
Tambahan untuk mengamankan sumber pelunasan kredit ( bagi Bank ) jangan sampai timbul kredit bermasalah. Jaminan merupakan hal yang diperhitungkan Bank, jika ada kesangsian pada nasabah.
Karena itu jaminan merupakan data untuk meyakinkan & menentukan besarnya nilai kredit yang diberikan Bank.
e. Kondisi : / Condition.
Keadaan keuangan nasabah ( kelancaran usaha nasabah ) untuk mengetahui kemampuan melunasi pembayaran angsuran pinjaman. Untuk menimbulkan kepercayaan pihak pemberi kredit ( Bank ) perlu meneliti dulu bagaimana dan siapa calon peminjam. Untuk itu pihak Bank membuat penelitian tentang calon nasabahnya dengan menggunakan formula : 4 P, yaitu :
d. Personality :
Bank mencari data tentang kepribadian nasabah, seperti riwayat hidup, keadaan keluarga, hobi, status sosial dsb.
e. Purpuse :
Bank mencari data tentang tujuan / keperluan penggunaan kredit.
f. Prospect :
Harapan masa depan usaha nasabah selama beberapa bulan / th terahir. Dapat diketahui dari perkembangan perekonomian usaha nasabah, kekuatan keuangan, pendapatan, dsb.
g. Payment :
Bank mengetahui cara pengembalian pinjaman nasabah. Ini dapat diketahui dari perhitungan prospek kelancaran penjualan & pendapatan, sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah pengembalianya.
2. Informasi mendapatkan kredit :
Calon nasabah sebagai pemohon untuk mendapatkan kredit dapat memilih Bank mana yang akan memberikan kredit. Mengingat saat ini banyak pilihan untuk mendapatkan kredit. Tentu yang paling diinginkan adalah mendapatkan kredit dengan segala kemudahan, diantaranya :
- Mudah syarat pengajuan.
- Mudah pemberian jaminan.
- Toleransi waktu pengembalian.
- Bunga ringan / rendah.
- Kecepatan pengucuran kredit.
Untuk mendapatkan informasi semacam itu, dapat digali dari berbagai sumber antara lain :
- Dari sesama wirausaha yang pernah mengajukan kredit.
- Dari mass media.
- Dari brosur-brosur yang diminta di beberapa bank.
3. Cara mengajukan Kredit bank :
a. Diajukan kekantor cabang Bank pelaksana
b. Mengisi daftar isisan yang disediakan.
c. Memberikan keterangan yang lengkap dan benar.
d. Melampirkan dokumen kredit Bank ( yaitu footo kopi : akta pendirian, KTP, SITU, SIUP, NPWP/NP, PKP, Neraca perhit R/L, dan proposal usaha ).
4. Prosedur / pengolahan kredit Bank :
a. Penelitian pendahuluan ( kelengkapan persyaratan )
b. Wawancara / interview ( tujuan penggunaan kredit dan cara pengembalian kredit ).
c. Pemeriksaan Bank lain ( kredit rangkap )
d. Meminta informasi pada Bank lain ( kredit bermasalah )
e. Penialian & analisa permohonan ( faktor resiko )
f. Pengajuan diterima.
B. BIAYA USAHA
Pengertian biaya adalah :
Pengorbanan sumber ekonomis yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai hububungan dengan jumlah penghasilan.
Biaya yang telah menjadi beban dalam satu periode dapat dihubungkan dengan jumlah penghasilan yang sama.
Biaya dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Biaya yang manfaatnya habis digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode saat terjadinya disebut beban ( expence )
2. Biaya yang manfaatnya akan digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode yang akan datang ( biaya yang manfaatnya belum dapat diketahui ).
Penggolongan biaya :
1. Atas dasar obyek penggunaannya : ada 4 :
d. Biaya bahan baku.
e. Biaya advertensi.
f. Biaya lembur.
g. Biaya tenaga kerja.
2. Atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan : ada 3 :
f. Biaya produksi, terdiri dari :biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, & biaya umum ( BOP ).
g. Biaya pemasaran (memperoleh pesanan & memenuhi pesanan ), meliputi : biaya promosi, gaji karyawan bagian penjualan, biaya angkut, dsb.
h. Biaya adminidstrasi ( biaya pengaturan, pengawasan, dan tata usaha organisasi perusahaan ) meliputi : gaji direksi, gaji bagian administrasi,gaji bagian akuntan, dsb.
3. Atas dasar hubungan dengan sesuatu yang dibiayai ada 2 :
a. Biaya langsung terdiri dari :
- Biaya produksi langsung, seperti : biaya bahan langsung & tenaga kerja langsung.
- Biaya tidak langsung, seperti : biaya listrik, penyusutan mesin, reparasi.
b. Biaya tidak langsung ( biaya overhead pabrik ) yaitu biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
4. Atas dasar hubungan dengan volume kegiatan, ada 3 :
a. Biaya tetap : biaya yang tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan, seperti : penyusutan aktiva tetap, biaya pajak PBB, biaya asuransi perusahaan, biaya sewa dsb.
b. Biaya variabel :biaya yang jumlahnya sebanding dengan volume kegiatan, seperti : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar dsb.
c. Biaya semi variabel / campuran ( mixed cost ) : biaya-biaya yang mempunyai unsur tetap dan variabel, seperti : biaya pengawasan dsb.
Analisa biaya dan pendapatan :
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang telah terjadi atau diperkirakan akan terjadi yang diukur dengan satuan uang.
Biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan harus ditutup dengan pendapatan. Jika pendapatan dapat menutup biaya disebut untung/laba ( dan sebaliknya ).
Analisa Break Over atau Cost Provit Volume ( CPV ) :
Jika perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan terdapat break over. Masalah akan muncul jika selain da biaya variabel muncul biaya tetap.
Besarnya biaya variabel secara keseluruhan akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi. Sedang besarnya biaya tetap keseluruhan tidak mengalami perubahan meskipun ada penambahan volume produksi.
Termasuk biaya variabel adalah :
- Biaya bahan mentah.
- Upah tenaga kerja langsung.
- Komisi penjualan dsb.
Termasuk biaya tetap adalah :
- Penyusutan depresiasi aktiva tetap.
- Sewa.
- Bunga uang.
- Gaji pimpinan dan staf.
- Biaya kantor.
Pendapatan setelah dikurangi biaya variabel merupakan bagian dari pendapatan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap. Keadaan ini disebut Contribution margin. Jika contribution margin lebih besar dari biaya tetap, maka perusahaan mendapatkan keuntungan, dan sebaliknya.
OKI pinpinan harus mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh dari penjualan, apakah dapat menutup seluruh total biaya atau tidak jika pendapatan dari penjualan sama dengan besarnya biaya total,maka perusahaan akan rugi. Keadaan ini disebut Break Event Point. ( BEP )
C. BEP ( Break Even Point ) : Titik Pulang Pokok.
BEP adalah keseimbangan antara jumlah penjualan dengan jumlah biaya produksi.
Analisa BEP ini digunakan untuk mencari hubungan antara : biaya tetap, biaya variabel, keuntungan & volume penjualan.
Dengan kata lain BEP adalah : merupakan pendekatan perencanaan keuntungan yang berorientasi pada hubungan antara biaya & penghasilan produksi.
Unsur-unsur perhitungan analisa BEP :
a. Biaya tetap & biaya variabel.
b. Besarnya biaya variabel berubah-ubah sebanding volume penjualan.
c. Besarnya biaya tetap tidak berubah meskipun ada perubahan volume penjualan.
d. Selama periode tertentu harga jual per unit tidak berubah.
e. Perusahaan hanya memproduk satu macam. Jika memproduk bermacam-macam barang, penghasilan dari penjualan masing-masing produk tetap konstan.
Perhitungan BEP ada 2 cara :
1. Atas dasar kuantitatif ( per unit ) :
Rumusnya :
keterangan :
- BEP (Q) : jumlah unit produksi yang dihasilkan.
- FC : Fixed Cost ( biaya tetap )
- VC : Variabel Cost ( biaya tidak tetap.
- P : Price ( harga per unit )
2. Atas dasar penjualan dalam rupiah :
Rumusnya :
Keterangan :
- BEP (R) : hasil penjualan daklam rupiah.
- FC : Fixed Cost ( Biaya Tetap ).
- P : Price ( harga per unit )
Contoh soal :
Diketahui : Suatu perusahaan memproduksi sepatu olah raga sbb :
- Biaya tetap / FC : Rp 36.000.000,-
- Biaya tidak tetap / VC : Rp 4.000,- per unit.
- Harga jual / P : Rp 10.000,- per unit.
- Kapasitas produk maks : 10.000 unit.
Ditanya :
1. Berapa BEP (Q).
2. Berapa BEP (R).
3. Berapa BEP (R) jika harga jual naik Rp 12.000,- per unit.
4. Berapa BEP (R) jika harga turun Rp 8.000,- per unit.
Jawab:
1. BEP (Q) :
BEP (Q) = 6.000 unit.
2. BEP (R) =
BEP (R) = 5/3 X 36.000.000 Rp 60.000.000,-
3. Jika harga naik menjadi : Rp 12.000,-
BEP (Q) = 5/3 X 36.000.000 = Rp 60.000.000,-
4. Jika harga turun menjadi : Rp 8.000,-
BEP (Q) = 36.000.000 / 4.000 = 9.000 unit.
BEP (R) = 2 x Rp 36.000.000 = Rp 72.000.000,-
D. PROYEKSI ARUS KAS :
1. Pengertian Kas :
Kas merupakan aktiva yang palimg likuid, semakin besar jumlah kas yang dimiliki semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Perusahaan yang mempunyai likuisitas tinggi berarti tingkat perputaran kas rendah dan mencerminkan adanya over investment, yang berarti perusahaan kurang efektif dalam mengelola uang kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh lebih besar. Tetapi jika perusahaan hanya mengejar keuntungan ( rentabilitas ) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan salam likuid jika sewaktu-waktu ada tagihan.
OKI kas harus direncanakan dan diawasi.
Penerimaan dan pengeluaran ada yang rutin ( terus menerus ) ada yang isidental ( tidak tentu ).
Penerimaan kas a.l. dari :
a. Hasil penjualan aktiva tetap.
b. Penambahan modal. ( pengeluaran emisi baru. )
c. Bertambahnya utang diimbangi penerimaan kas.
d. Penurunan aktiva lanca selain kas.
e. Penerimaan sewa, bunga deviden/investasi, pengembalian kelebihan pembayaran pajak dsb.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas minimal :
Persediaan minimal kas ( safety cash balance = persediaan besi kas ) adalah : jumlah minimal kas yang harus dipertahankan perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu-waktu. Persediaan kas minimal ini berbeda-beda antara perusahaan satu dengan lainnya.
Hal ini dipengaruhi beberapa faktor a.l. :
a. Pertimbangan aliran kas masuk dengan aliran kas keluar :
Perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan kas besar, karena setiap pengeluaran kas dipenuhi dengan penerimaan kas.
b. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan :
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan aliran kas. Jika aliran kas berjalan sesuai perkiraan tidak akan terjadi kesulitan likuiditas sehingga tidak perlu menyediakan kas besar dan sebaliknya. Karena penyimpangan akan merugikan aliran kas, sehingga terjadi pemogokan tenaga kerja, kredit macet dsb.
c. Adanya hubungan baik dengan Bank : Untuk mendapatkan kredit dengan mudah, maka tidak perlu menyediakan uang kas dalam jumlah besar.
E. LABA-RUGI : ( INCOME STATEMENT )
Laporan laba-rugi adalah :
Laporan yang disusun secara sistematis tentang penghasilan yang diperoleh dan beban-beban yang terjadi dalam kegiatan usaha dalam periode tertentu.
Penghasilan dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Penghasilan dari usaha pokok Yaitu : penghasilan yang didapat dari penghasilan utama.
2. Penghasilan daro kegiatan diluar usaha yaitu : kegiatan yang bersifat sampingan dan terjadi sewaktu-waktu.
Beban dikelompokkan menjadi 2 :
1. Beban usaha adalah : biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha pokok.
2. beban diluar usaha adalah : biaya yang tidak ada hubungan langsung dengan kegiatan usaha pokok.
Penyajian laporan laba-rugi ada 2 macam yaitu :
1. Single Step : yaitu penghasilan usaha dan penghasilan diluar usaha disusun dalam satu kelompok, demikian pula beban usaha dan beban diluar usaha. Laba / rugi bersih dihitung dengan cara mengurangkan jumlah penghasilan dengan jumlah beban.
2. multiple step Yaitu : penghasilan maupun beban dipisah secara terperinci antar penghasilan dan beban usaha dengan penghasilan dan beban diluar usaha.
F. NET PRESENT VALUE ( NPV )
NPV adalah : metode penilaian menyusun rangking usaulan penanaman ( penggunaan investasi ).
Pada umumnya jumlah usul investasi yang diajukan perusahaan lebih besar dari besarnya dana yang tersedia. Sehubungan dengan itu maka perlu diadakan penilaian terhadap usul-usul investasi yang diajukan. Kemudian dibuat rangking atas dasar kriteria tertentu. Berdasar ukuran yang ditetapkan itu, akan dipilih usul-usul mana yang diterima atau ditolak.
Analisa NPV :
- Mula-mula dihitung nilai sekarang ( present value ), dari aliran kas yang merupakan hasil dari investasi baru yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu.
- Kemudian jumlah present value ( PV ) dari aliran kas masuk, dikurangi present value dari jumlah investasinya, maka usul diterima dan sebaliknya.
Contoh : suatu perusahaan mempunyai
Jumlah investasi sebesar Rp 45.000.000,- Discount rate yang digunakan : 10 %. Aliran kas masuk telah dihitung selama 5 tahun : Rp 22.500.000,-
Berapa NPV nya ditolak atau diterima.
Jawab :
G. INTERNAL RATE OF RETURN ( IRR ) :
IRR adalah : metode penilaian menyusun
rangking usulan penanaman ( penggunaan investasi ) berdasarkan tingkat bunga PV aliran kas masuk dan PV investasinya ( penerimaan modal ), sama besarnya.
Analisa IRR :
- Lebih dulu menghitung PV dari aliran kas masukdengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih.
- Hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari investasinya.
- Jika PV masuk lebih besar dari PV investasinya, maka harus mnggunakan tingkat bunga yang lebih tinggi. Dan sebaliknya.
- Demikian seterusnya sampai menemukan tingkat bunga yang menjadikan PV aliran kas masuk sama besarnya dengan PV investasinya.
Jumat, 26 Juni 2009
Langganan:
Postingan (Atom)